Kasus kerusakan file, pencurian data pribadi, dan penyusupan privasi merupakan contoh nyata bahaya penggunaan counterfeit software.
Menanggapi hal tersebut, PT Microsoft Indonesia, sebagai salah satu anggota Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP), menyosialisasikan bahaya penggunaan counterfeit software melalui edukasi anti-piracy kepada konsumennya di Indonesia. Utama bagi para pengguna software untuk kebutuhan pribadi dan keluarga.
Muhammad Farhan, seorang penyiar dan presenter ternama Indonesia, berbagi cerita mengenai dampak counterfeit software yang merugikan dirinya dan keluarga.
"Keluarga kami termasuk salah satu pengguna aktif komputer dan internet untuk mengakses informasi dan hiburan. Suatu ketika, kami tidak sengaja menggunakan software yang ternyata counterfeit. Alhasil, komputer kami sering mengalami crash dan data-data penting pada hard disk pun ikut hilang," katanya di Jakarta, Jumat (30/9/2016).
Kejadian yang dialami oleh Farhan hanya merupakan satu dari berbagai efek negatif akibat penggunaan counterfeit software. Pengguna counterfeit software untuk kebutuhan sehari-hari keluarga memiliki risiko terserang virus malware yang dapat merusak berbagai file penting.
Software tersebut juga mencuri data-data personal seperti identitas perbankan dan menyusup privasi keluarga dengan cara menyalakan webcam dari jarak jauh untuk mengawasi, tanpa sepengetahuan pengguna. Bahkan, jenis virus ransomware dapat memblokir akses pengguna ke PC yang hanya dapat dipulihkan apabila membayar uang tebusan secara online kepada penjahat siber.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Leli Nurhidayah
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: