Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hipmi: Industri Rumah Tangga Anti Krisis Karena Minim Kredit Bermasalah

        Hipmi: Industri Rumah Tangga Anti Krisis Karena Minim Kredit Bermasalah Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Yogyakarta -

        Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menyatakan, industri rumah tangga mampu bertahan menghadapi dampak krisis ekonomi yang terjadi.

        "Salah satu industri yang bisa bertahan menghadapi krisis ekonomi atau anti krisis ekonomi adalah industri rumah tangga," kata Ketua Umum BPP HIPMI Bahlil Lahadalia saat dihubungi dari Yogyakarta, Senin (10/10/2016).

        Ia mengatakan, kekuatan industri rumah tangga menghadapi krisis ekonomi salah satunya karena industri tersebut tidak bergantung pada pembiayaan yang bersumber dari luar negeri. Kedua, kata dia, minimnya kredit yang bermasalah dengan perbankan dan berorientasi ekspor menjadikan industri tersebut sebagai sektor yang kokoh.

        Selain itu, lanjut dia, industri kreatif juga memiliki target pasar nasional yang besar dengan potensi jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar. "Prinsipnya, HIPMI mendorong agar pertumbuhan UMKM seperti industri rumah tangga dapat terus dilakukan. Sehingga perekonomian Indonesia bisa bertumbuh signifikan tanpa terganggu oleh gejolak ekonomi global," ungkap Bahlil.

        Senada dengan itu, Dosen Agribisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Triwara Buddhi Satyarini mengatakan, bahwa saat krisis ekonomi yang melanda dunia tahun 1997 lalu, sebagian besar kelompok industri rumah tangga mampu bertahan, sementara industri menengah dan besar justru banyak yang gulung tikar.

        Hal itu karena keberlangsungan hidup keluarga pelaku industri ini sebagian besar tergantung dari usaha yang dikelola tersebut.

        Jadi, industri rumah tangga bisa menjadi salah satu solusi dalam menghadapi krisis ekonomi, dan secara khusus industri yang mampu bertahan ketika terjadi krisis ekonomi adalah industri pengolahan, terang Triwara.

        Menurut dia, pada kelompok industri ini mereka mengandalkan hasil pertanian sebagai bahan baku produk, baik yang harus diimpor maupun berupa hasil pertanian lokal.

        Pada dasarnya dalam industri pengolahan ini, para pelaku industri melakukan kegiatan dengan mengubah suatu bahan dasar secara mekanis, kimia, maupun dengan tangan langsung sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi.

        Dengan cara ini maka barang yang diolah tersebut dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, paparnya.

        Di sisi lain, kata Triwara, meskipun industri rumah tangga mampu bertahan di saat terjadinya krisis ekonomi, namun rata-rata industri rumah tangga tidak bisa mengelola usahanya dengan baik.

        Mengelola usaha, kata dia, merupakan salah satu pengetahuan umum yang harus dikuasai oleh seorang pelaku usaha, karena itu manajemen yang baik adalah kunci kesuksesan.

        Dalam hal ini, lanjutnya, yang bertindak sebagai manajer harus mampu merencanakan pekerjaannya, mengatur pegawainya dan sumber daya lainnya untuk mendukung pekerjaan, mengarahkan pegawai, dan mengendalikan serta mengevaluasi pekerjaan.

        "Selain itu juga pelaku industri tersebut harus diberi pendampingan," terang dia. (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sucipto

        Bagikan Artikel: