Masyarakat perbatasan RI-Malaysia tepatnya di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mengeluhkan kelangkaan gas elpiji sejak dua pekan terakhir.
Rahmi, ibu rumah tangga di Jalan Pangkalan Pos TNI AL Kelurahan Nunukan Timur, Selasa (18/10/2016), mengeluhkan ketiadaan ketersediaan gas elpiji semua jenis di daerah itu saat ini.
Ia mengatakan, keberadaan gas elpiji dari Malaysia tidak menyelesaikan permasalahan kelangkaan gas elpiji di daerah itu yang telah berlangsung sejak dahulu.
Ibu rumah tangga lainnya pun sangat mengeluhkan kondisi tersebut meskipun sudah ada campur tangan pemerintah dengan mendatangkan tabung gas tiga kilogram tersebut sebagai alternatif kebutuhan sehari-hari apabila pasokan gas elpiji dari Malaysia berkurang.
Hanya saja, pasokan gas elpiji asal negara tetangga tersebut pun semakin berkurang dan seringkali langka sepanjang adanya pasokan gas elpiji tiga kilogram.
"Sebelum ada gas (elpiji) tiga kilogram, gas elpiji (asal) Malaysia tidak pernah kurang dengan harga yang sangat terjangkau," sebut Rahmi.
Sehubungan dengan keangkaan gas elpiji di Kabupaten Nunukan akhir-akhir ini harganya pun melonjak tajam hingga mencapai Rp350.000 per 14 kilogram untuk gas asal Malaysia dan Rp30.000 untuk gas tiga kilogram produk Indonesia.
Agen gas tiga kilogram di Pasar Inhutani bernama Rahman, mengakui belum mendapatkan pasokan dari distributor di daerah itu sejak sepekan terakhir.
Begitu pula agen gas 14 kilogram produk Malaysia di Pasar Baru Kelurahan Nunukan Timur bernama Amin mengatakan, belum mendapatkan pasokan dari pemasok dari Tawau (Malaysia) sejak 10 hari terakhir. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: