Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad membenarkan bahwa bangsa Indonesia telah mulai kehilangan jati diri karena dampak dari modernisasi dan globalisasi yang tidak dapat dielakkan.
"Modernisasi dan globalisasi memberikan ekses negatif pada generasi muda yakni membuat nilai-nilai moral dan adat istiadat dalam masyarakat menjadi luntur," kata Farouk Muhammad ketika menerima Delegasi Lembaga Tinggi Masyarakat Adat (Lemtari), di ruang kerjanya di Gedung MPR/DPR/DPD RI Jakarta, Rabu (19/10/2016).
Delegasi Lemtari dipimpin oleh ketuanya, Suhaili Husen Datuk Mudo.
Menurut Farouk, yang membuatnya gelisah adalah bangsa Indonesia saat ini cenderung tidak memiliki roh dan kehilangan karakter sebagai bangsa Indonesia.
"Masyarakat sudah tidak ada reaksi sosial terhadap tindakan yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku. Generasi muda saat ini mengalami transisi yang cukup rumit," katanya.
Menurut Farouk, kurang kuatnya bekal karakter yang dimiliki sehingga generasi muda saat ini mengalami krisis identitas karena tidak mampu mengantisipasi dampak negatif dari pengaruh globalisasi.
Farouk berpesan pada Lemtari agar memiliki posisi yang jelas untuk menentukan fungsi dan tujuannya, yakni menegakkan adat istiadat di masyarakat yang sesuai dengan norma yang berlaku dan relevan dengan nilai-nilai Pancasila.
"Dalam penegakan adat istiadat itu juga, dengan menghargai kearifan lokal yang berbeda di masyarakat," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Lemtari Suhaili Husein Datuk Mudo mengatakan masyarakat Indonesia saat ini kurang memaknai nilai-nilai adat seperti pada zaman dahulu.
Kehadiran Lemtari sebagai perpanjangan tangan masyarakat adat di kabupaten dan provinsi, kata dia, bertujuan untuk mengembalikan jati diri bangsa indonesia sebagai masyarakat yang beradat.
"Kami minta saran dan pandangan Bapak bagaimana sebaiknya arah Lemtari ke depan. Masyarakat Indonesia saat ini sudah kehilangan jati diri. Kami ingin mengembalikan jati diri masyarakat Indonesia memahami dan melaksanakan adat istiadat sesuai dengan daerahnya," katanya.
Menurut Suhaili, hilangnya jati diri masyarakat Indonesia salah satu penyebabnya adalah dampak negatif dari globalisasi, yang semakin lama semakin melunturkan jati diri bangsa.
Suhaili meminta agar pimpinan DPD RI dapat mengakomodasi penegakan jati diri bangsa Indonesia melalui adat sebagai pedoman melalui aturan perundang-undangan yang mengatur mengenai penegakan adat.
"Salah satunya melalui kurikulum di sekolah yang mengajarkan soal bahasa dan adat istiadat daerah masing-masing," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait: