Pertumbuhan ekonomi dunia terhambat oleh kejadian "British Exit" (Brexit) atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa, kata ekonom dari Universitas Diponegoro Semarang Akhmad Syakir Kurnia.
"Kejadian khusus saat ini 'Brexit', dampaknya di luar dugaan semua orang. Melihat perekonomian global yang belum pulih benar pascakrisis 2008 masih akan terkendala lagi oleh 'Brexit'," katanya di Semarang, Senin (24/10/2016).
Kondisi tersebut berdampak pada penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,2 persen menjadi 3,1 persen.
"Melihat penurunan proyeksi 0,1 persen mungkin masyarakat melihat ini kecil tetapi sebetulnya sangat besar, dampaknya juga terasa, salah satunya bagi Indonesia," katanya.
Terutama untuk negara-negara mitra dagang Indonesia di Eropa, katanya, kondisi itu akan memberikan dampak yang kurang baik.
"Permintaan mereka terhadap produk dari Indonesia akan menurun, daya beli mereka belum stabil. Ini akhirnya memberikan dampak terhadap ekonomi Indonesia," katanya.
Kondisi penurunan volume perdagangan tersebut juga berpotensi mengerem penguatan rupiah.
"Ketika pertumbuhan ekonomi negara 'partner' kita melemah, maka daya belinya terhadap produk-produk ekspor Indonesia menurun sehingga ekspor kita akan terhambat," katanya.
Terkait dengan hal itu, pihaknya berharap Indonesia mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri, salah satunya dengan memperkuat industri dan pasar dalam negeri. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: