Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Penurunan Suku Bunga, Ruang Gerak Bank Terbatas

        Penurunan Suku Bunga, Ruang Gerak Bank Terbatas Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Medan -

        Di tengah tekanan ekonomi yang terus membelenggu akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi global kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan BI 7 Days Repo Rate seakan memberikan harapan akan adanya suplemen untuk meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.

        Namun, menurut ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, penurunan tersebut tidak akan memberikan dampak multiplier yang besar di saat bank justru tidak menurunkan besaran suku bunga pinjamannya.

        "Ini kan masalah di sisi lainnya karena perbankan kita saat ini tengah berhadapan dengan masalah NPL yang membuat ruang gerak bank kita menjadi terbatas dalam berekspansi," katanya di Medan, Rabu (26/10/2016).

        Ia mengatakan bahwa saat ini ada problematika, yakni bunga turun, NPL naik, perekonomian global melambat yang berujung pemulihan daya beli tidak akan merespons secara instan kebijakan penurunan bunga acuan tersebut. Ditambah lagi, imbuhnya, bank akan hati-hati dalam menyalurkan kreditnya.

        "Untuk Sumut sendiri masalahnya juga tidak jauh berbeda. Bahkan, kalau saya boleh menilai lebih ruwet. Sumut banyak bergantung pada harga komoditas yang terus turun. Di saat harga komoditas melemah sektor rill akan memperlambat penyerapan pembiayaan, potensi kredit macetnya besar. Harga komoditas yang masih rendah akan membuat pengusaha enggan menyerap kredit," katanya.

        Ditegaskan, bunga acuan yang turun dari posisi 5% menjadi 4,75% juga belum tentu akan direspons secepat itu oleh perbankan untuk menurunkan bunga. Dengan bunga yang murah saja, imbuhnya, belum tentu aktivitas ekonomi akan menggeliat dan jika ditambah dengan respons yang lambat pada kebijakan penyesuaian bunga pinjaman oleh bank.

        "Maka kesimpulannya adalah Sumut masih akan tetap bergantung kepada harga komoditas dan tertolong oleh belanja pemerintah di infrastruktur. Tapi, Sumut belum akan langsung merespons cepat dengan laju pertumbuhan ekonomi di atas 5,3% di akhir tahun 2016 ini. Setidaknya hingga akhir tahun dampak penurunan bunga acuan kita belum akan dirasakan manfaatnya di wilayah ini," ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Khairunnisak Lubis
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: