Omzet Pengusaha Tiket Perjalanan Turun 50 Persen akibat Kerusakan Jaringan PT Telkom.
Ketua Umum Pengurus Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi Papua Iwanta Parangin angin mengungkapkan omset pengusaha tiket perjalanan menurun hingga 50 persen akibat kerusakan kabel optik PT Telkom.
"Sekarang transaksi agak susah, jadi pelayanan menurun sampai 50 persen," ujarnya, di Jayapura, Kamis (27/10/2016).
Ia menjelaskan, seluruh pengusaha tiket perjalanan sangat bergantung dengan kualitas jaringan data yang tersedia, sehingga pada saat terjadi gangguan kabel optik Telkom, pihaknya kesulitan mengakses internet.
"Sekarang ini untuk satu transaksi saja kami bisa menunggu sampai tiga jam, itu pun kalau jaringan tidak putus," kata dia lagi.
Menurutnya, dengan belum adanya pilihan perusahaan penyedia jaringan telekomunikasi di Papua, membuat sangat tergantung dengan PT Telkom.
Pada 19 Oktober 2016, Manajemen PT Telkom menyatakan perlu waktu 30 hari untuk memperbaiki Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS)/kabel optik yang putus di perairan Sarmi pada 17 Oktober 2016 pukul 20.30 WIT.
"Perbaikan kabel fiber optik laut akan membutuhkan waktu 30 hari dan dimulai sejak 20 Oktober 2016. Diharapkan bisa lebih cepat dari rencana semula," ujar General Manager Telkom Witel Papua Lonely Baringin Mangaranap.
Dia menyatakan Tekom telah berupaya mengambil langkah antisipasi agar layanan telekomunikasi di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, dan Sarmi bisa tetap dilakukan, meski kabel optik putus.
"Sejak 17-19 Oktober 2016, Tekom Group telah mengambil langkah cepat dengan membangun 'link back up' melalui satelit dengan kapasitas 1.600 Mbps," katanya lagi.
Kapasitas tersebut masih akan ditingkatkan karena masih ada jaringan pendukung melalui Radio IP dengan kapasitas 800 Mbps.
"Saat ini kapasitas Radio IP Sarmi-Jayapura masih 200 Mbps, tapi pada akhir bulan ini jumlahnya akan meningkat hingga 800 Mbps, sehingga nantinya kapasitas jaringan 2,4 Gbps," ujarnya lagi.
Lonely menambahkan, berdasarkan identifikasi Telkom, kabel optik yang putus berada di 9,34 km dari "Terminal Landing Station" (TLS) Base-G Jayapura ke arah Sorong, dengan kedalaman 1.300 meter.
"Hasil investigasi penyebab putus kabel laut tersebut adalah 'force majure' akibat gempa bumi yang terjadi di Papua Nugini," kata Lonely lagi. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto