Selatpanjang, Riau, 9/11 (Antara) - Penampung kopi liberika dari Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau menyebut, Malaysia lebih meminati varietas kopi jenis itu, dibanding pasar di negeri sendiri.
"Negeri jiran Malaysia, lebih suka kopi Meranti kita pasarkan. Jika perbandingan penikmat kopi di dalam negeri," kata penampung kopi liberika, Romadani di Selatpanjang, Meranti, Rabu.
Ia mengaku, dapat mengumpulkan kopi liberika pada satu desa di Kecamatan Rangsang Barat berkisar antara lima sampai 10 ton dalam per bulan Dengan rata-rata kumpulkan kopi sekitar tujuh ton setiap bulan, lanjutnya, liberika Meranti baru sentuh pasar dalam negeri yakni di Sumatera dan Jawa.
Penikmat kopi pulau terbesar ketiga dan lima di Indonesia itu, baru mampu menghabiskan sekitar 20 kilogram dalam satu bulan dari pihaknya. Mayoritas kopi Meranti yang dikumpul, harus dilempar ke Malaysia melalui pedagang lain atau rantai eksportir di Provinsi Riau.
"Keuntungan yang kita dapatkan, sangat kecil sekali. Tapi, mau tidak mau itu harus kita lakukan karena peminat liberika lebih besar di Malaysia," ucap Romadoni.
Solehudin, petani kopi berasal Kecamatan Rangsang mengatakan, kopi liberika yang mereka hasilkan menjadi primadona bagi penikmat kopi di negeri jiran tersebut. Ini terjadi karena varietas kopi jenis itu belum dikenal di negeri sendiri karena bisa jadi kurangnya promosi baik pemerintah atau swasta.
"Faktanya dalam satu bulan, bisa tiga hingga lima ton kami kirim ke Malaysia. Itu kalau lagi panen raya. Pengiriman dalam bentuk green bean (biji kopi telah kering)," terangnya.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kepulauan Meranti, Makmun Murod menyebut, kopi liberika daerah tersebut lebih diterima pasar luar negeri.
"Di Malaysia, harga kopi yang dibudidayakan oleh warga di Meranti cenderung lebih tinggi dibanding dengan pasar lokal," terangnya "Varietas ini dianggap mempunyai cita rasa dan aroma khas, berbeda dengan kopi liberika daerah lain di Indonesia," ungkap Murod. (Ant).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Leli Nurhidayah