Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PKS Apresiasi Pemberian Gelar Pahlawan Nasional untuk KHR As'ad Syamsul Arifin

        PKS Apresiasi Pemberian Gelar Pahlawan Nasional untuk KHR As'ad Syamsul Arifin Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengapresiasi penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada KH As'ad Syamsul Arifin, di mana pemerintah pada tahun 2015 ini hanya memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada satu orang.

        "Perjuangan Kyai As'ad Syamsul Arifin sebagai pemimpin spiritual sekaligus pejuang harus jadi spirit generasi Indonesia hari ini," kata Ketua Bidang Humas DPP PKS Dedi Supriadi dalam rilis di Jakarta, Kamis (10/11/2016).

        Dia memaparkan, Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) asal Situbondo, Jawa Timur, ini berhasil menggerakkan rakyat dan santrinya dari Jawa Timur saat pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

        Dedi menyebut generasi saat ini harus mencontoh keteladanan KH As'ad Syamsul sebagai figur yang tidak hanya sosok ulama tetapi sekaligus pejuang nyata bagi kepentingan bangsa.

        Peran ulama termasuk KH As'ad Syamsul dalam pejuangan kemerdekaan sangat besar.

        Peran ini, ujar Dedi, seyogianya diteruskan oleh elemen umat untuk terus memperjuangkan cita-cita bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI).

        "Setiap orang bisa menjadi pahlawan dengan berkhidmat yang terbaik untuk sekitarnya. Selamat Hari Pahlawan!" ucapnya.

        Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada KHR As'ad Syamsul Arifin dalam upacara di Istana Negara Jakarta, Rabu (9/11).

        Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional itu berdasar Keputusan Presiden Nomor 90/TK/Tahun 2016 tanggal 3 November 2016 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.

        As'ad Samsul Arifin atau dikenal dengan sebutan Kiai Haji Raden As'ad Samsul Arifin (lahir pada tahun 1897 di Mekkah dan meninggal 4 Agustus 1990 di Situbondo pada umur 93 tahun) adalah pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah di Desa Sukorejo, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

        Ia merupakan ulama sekaligus tokoh dari Nahdlatul Ulama dengan jabatan terakhir sebagai Dewan Penasihat (Musytasar) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama hingga akhir hayatnya.

        Ia merupakan penyampai pesan (Isyarah) yang berupa tongkat disertai ayat Al Quran dari KH Kholil Bangkalan untuk KH Hasyim Asy'ari, yang merupakan cikal bakal berdirinya Nahdlatul Ulama. (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sucipto

        Bagikan Artikel: