Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pemprov Sumut Minta Pendistribusian Gas Dari Aceh

        Pemprov Sumut Minta Pendistribusian Gas Dari Aceh Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Medan -

        Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menyurati Kementerian Perindustrian dan Kementerian ESDM agar gas yang diproduksi di Aceh didistribusikan ke provinsi itu.

        Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Sumut Eddy Saputra Salim melalui pesan singkat yang diterima di Medan, Jumat, mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pejabat Kementerian ESDM untuk mendapatkan gas lebih murah.

        Kebijakan itu diambil untuk mengatasi keluhan dan kesulitan kalangan industri di Sumut karena mahalnya gas yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan usaha.

        Selama ini, kalangan usaha di Sumut harus membeli gas dengan harga yang cukup mahal yakni berkisar 13,9 dolar As per MMBtu. Harga gas tersebut dijual dengan cukup mahal karena didatangkan dari ladang gas Tangguh yang berlokasi di Papua.

        Namun Ditjen Migas Kementerian ESDM menawarkan gas yang didatangkan dari Provinsi Aceh dengan tawaran harga 9,9 dolar As per MMBtu. Karena itu, Pemprov Sumut mengirimkan surat ke Kementerian Perindustrian dan Kementerian ESDM sesuai saran yang disampaikan.

        Namun dalam surat tersebut, Pemprov Sumut belum mencantumkan harga beli karena jumlah yang ditawarkan Ditjen Migas Kementerian ESDM itu masih dianggap memberatkan.

        "Kita minta turun tetapi harganya belum disebut," katanya.

        Belum dicantumkannya harga beli gas tersebut mengacu pada harapan Presiden Joko Widodo agar harganya berkisar 6 dolar As per MMBtu.

        Harapan kepala negara tersebut sangat didukung agar industri di Tanah Air mampu bersaing dengan tetangga seperti Singapura dan Malaysia yang menetapkan harga gas 6 dolar As per MMBtu.

        "Presiden punya harapan harganya 6 dolar As per MMBtu. Makanya kita tidak mencantumkan harga agar dapat diturunkan (dari 9,9 dolar As per MMBtu yang ditawarkan Ditjen Migas," kata Eddy Salim. (Ant).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Leli Nurhidayah

        Bagikan Artikel: