Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pasca-kemenangan Trump, China Incar Peluang Amerika yang Terpecah

        Pasca-kemenangan Trump, China Incar Peluang Amerika yang Terpecah Kredit Foto: Arif Hatta
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pasca kemenangan Donald Trump di Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS), gelombang aksi unjuk rasa bercampur kekerasan terus melanda sejumlah wilayah di AS. Hal itu dianggap sebagai sebuah peluang bagi China yang selama ini berambisi untuk menyaingi negara adidaya tersebut.

        Mengutip BBC di Jakarta, Minggu (13/11/2016),China memandang slogan kampanye sang presiden terpilih "membuat Amerika kembali hebat" dengan perspektif yang berbeda.

        Bertepatan saat Trump menyampaikan pidato kemenangannya, China justru menyiarkan liputan misi ruang angkasa. Presiden Xi Jinping bahkan memilih hari itu untuk berbicara melalui saluran satelit dengan astronaut China.

        Hal ini mengisyaratkan suatu pesan untuk mengingatkan masyarakat bahwa apa pun yang terjadi di tempat lain di dunia, kekuatan China tengah bangkit.

        Menjadi negara dengan partai tunggal raksasa yang menikmati keadaan tanpa diskusi umum tentang kelebihan dan kekurangan sistem mereka, membuat China diam-diam kerap melihat Amerika Serikat sebagai patokan mengenai kemajuan secara material, kultural, dan politik.

        Bukan kebetulan bahwa slogan China yang dicanangkan Presiden Xi sama dengan mimpi Amerika. Untuk suatu negara adidaya yang tengah bangkit, AS adalah negara yang mesti dikejar.

        Selama beberapa tahun terakhir, kepercayaan China terhadap AS sebagai pemimpin dunia telah pudar. Para pengamat China sering mengatakan bahwa perang yang dilancarkan Amerika di Afghanistan dan Irak merusak keyakinan China ahwa AS bisa dipercaya untuk memimpin geopolitik dunia. Kemudian krisis keuangan dunia pada tahun 2008 juga merusak kepercayaan China bahwa AS bisa diandalkan dalam memimpin ekonomi global.

        Dan saat ini, pertarungan di pemilihan presiden yang panas dan penuh skandal telah merusak kepercayaan China bahwa warga Amerika bisa mengurus dirinya sendiri. Sengitnya pilpres AS telah menghapus seluruh dongeng indah sebelumnya tentang demokrasi AS.

        Meski pemerintah China berhati-hati dan menghindar untuk memberikan komentar langsung pada kampanye para calon, media China yang sangat dikendalikan pemerintah bisa mengambil peran yang bebas dalam membicarakan kebencian dan perpecahan dalam pilpres AS.

        Banyak orang China yang mengagumi Trump sebagai pebisnis, yang bicara terus terang dan seorang dari luar dunia politik. Jika empat tahun dari sekarang ia berasil "membuat Amerika kembali hebat," maka sistem politik yang memproduksinya akan memperoleh kredibilitas.

        Namun jika China berhasil mengirim roket ke Mars, dan mendominasi Asia, maka 9 November 2016 menandai saat ketika China meninggalkan 'Impian Amerika' untuk selamanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: