Potensi ekonomi usaha kedai kopi di Kota Yogyakarta diperkirakan mencapai sebesar Rp350,4 miliar dalam setahun dari sebanyak 800 kedai kopi di seluruh Yogyakarta.
"Realisasi ekonomi saat ini dari 600 kedai kopi yang terdaftar di Kota Yogyakarta mencapai kisaran Rp262,8 miliar per tahun," ujar pengusaha Kedai Kopi Pitutur Ponco Kusomo, saat ditemui di kantornya, di Jalan Bausasran Yogyakarta, Senin (14/11/2016).
Ia merincikan, realisasi ekonomi dari kedai kopi terhitung berdasarkan jumlah penjualan kopi setiap hari dikalikan dengan harga jual kopi untuk setiap cangkirnya.
Contohnya, kata Ponco, setiap hari terjual sebanyak 80 cangkir dari masing-masing kedai, dengan harga jual Rp15.000 per cangkir kopi.
"Jadi dari setiap kedai kopi bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp1,2 juta per hari. Nah, jika dikalikan untuk seluruh kedai kopi yang terdaftar, nilainya menjadi Rp720 juta per hari. Lalu, jika dikalikan setahun, maka penerimaan dari seluruh kedai kopi yang terdaftar mencapai Rp262,8 miliar. Ini angka yang sangat besar," ujar Ponco lagi.
Kedai kopi yang terdaftar, kata Ponco, adalah kedai kopi yang terdaftar dalam paguyuban pelaku usaha kedai kopi di Kota Yogyakarta. Sedangkan kedai kopi yang tidak terdaftar, jumlahnya bisa dua kali lipat dari yang terdaftar.
Ia menambahkan, untuk mencapai target penjualan sebanyak 80 cangkir kopi, maka operasional kedai kopi berlangsung mulai dari pukul 10.00-22.00 WIB.
"Kami menyasar pelanggan yang berasal dari mahasiswa, masyarakat dan tamu-tamu yang berasal dari luar negeri. Intinya semua pecinta dan penikmat kopi," kata Ponco pula. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait: