PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau Bank BCA mencatatkan aktivitas transaksi tutup sendiri (crossing) saham. Hal itu dilakukan di tengah melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat kemarin.
"Iya BCA crossing saham," ujar Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio di Jakarta, Senin (14/11/2016).
Tito mengutarakan bahwa crossing saham BCA tersebut merupakan transaksi oleh peserta tax amnesty sebab sebelumnya BEI telah memberikan diskon biaya crossing saham untuk peserta tax amnesty hingga 45 persen. Akan tetapi, untuk mendapatkan diskon tersebut, peserta tax amnesty harus mengajukan ke BEI. Tito mengaku bahwa sampai saat ini belum ada surat dari peserta tax amnesty yang meminta insentif tersebut.
"Kalau dia minta akan ada (diskon), tapi belum ada suratnya ke kita," ucapnya.
Sebelumnya, pada Jumat 11 November 2016 saham BBCA di pasar reguler ditransaksikan sebesar Rp660,4 miliar dengan volume mencapai 445.133 lembar saham. Sedangkan di pasar negoisasi telah terjadi transaksi tutup sendiri (crossing) sebesar Rp46,22 triliun. Transaksi crossing saham tersebut dilakukan dua kali dengan volume 30.360.554 lot saham di harga Rp15.225 per lembar.
Alhasil total transaksi saham BBCA di dua pasar tersebut sebesar Rp46,89 triliun dengan total transaksi sebanyak 8.677 kali dengan volume 30.809.687 lot saham.
Informasi saja, saham BBCA mayoritas dimiliki oleh Farindo Investment (Martius) Ltd. Selain itu, dua bersaudara Robert Budi Hartono dan Bambang Hartono juga memiliki 116,3 juta lot atau setara 47,15 persen dari seluruh saham yang beredar. Bos PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Anthony Salim juga memiliki 4,3 juta lot saham atau 1,76 persen. Sementara sisanya 126 juta lot atau 51,09 persen dimiliki oleh publik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo