Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Pasca terpilihnya Donald Trump yang memenangi pemilihan Presiden di AS. Harga emas dalam 10 hari perdagangan secara berturut-turut melemah. Tak jauh berbeda dengan perdagangan di Sumut, dimana dalam 10 hari, harga emas terjungkal dari kisaran $1.300 per ons troy menjadi $1.208 per ons troy pada jumat kemarin. Dan harga emas membaik pada perdagangan hari ini dikisaran $1.214 per ons troynya. Hal ini disampaikan ekonom Sumut Gunawan Benjamin Senin (21/11/2016).
Melemahnya kinerja harga emas tidak terlepas dari keinginan Donald Trump untuk menaikkan suku bunga acuannya. Rencana kenaikan suku bunga acuan memang menjadi salah satu pemicu menguatnya mata uang US Dolar yang pada akhirnya membuat emas melemah dengan sangat dalam.
"Kewenangan untuk memutuskan besaran bunga memang ada di tangan Bank Sentral AS atau The FED. Namun, Trump secara terus menerus melakukan tekanan secara politis agar The FED mau menaikkan bunga acuan dalam waktu dekat. Ini membuat pelaku pasar melepas asset-aset lain dan memburu asset dalam US Dolar,"katanya.
?
Saat ini, harga emas berkisar Rp. 520 ribu per gramnya. Karena penurunan harga emas yang sangat tajam tidak diikuti dengan pelemahan nilai tukar Rupiah yang tajam juga. Rupiah sempat melemah hingga ke level 13.800-an per US Dolar. Akan tetapi saat ini nilai tukar Rupiah kembali menguat dikisaran 13.400-an.
Sementara itu, Kepala Bursa Efek Indonesia Wilayah Medan, Pintor Nasution mengatakan pergerakan pasar saham global masih terus diwarnai oleh sentimen terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat yang mulai membuat sejumlah negara khawatir, salah satunya adalah China.
Saat ini, hubungan antara AS dan China menjadi fokus setelah Trump menunjukkan sikap yang cenderung anti perdagangan bebas. "Rencana (ancaman) Trump untuk menerapkan tarif hingga 45% terhadap impor dari China langsung ?mengganggu? stabilisasi ekonomi China dan masa depan hubungan perdagangan paling penting di dunia,"ujarnya.
Investor, salah satunya investor yang bergerak di bidang emas sedang mengambil waktu jeda untuk melihat realisasi janji-janji kampanye Trump, sambil mempersiapkan rencana kenaikan suku bunga acuan dan inflasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: