Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Realisasi PAD Retribusi Objek Wisata Bukittinggi Rp8,7 Miliar

        Realisasi PAD Retribusi Objek Wisata Bukittinggi Rp8,7 Miliar Kredit Foto: Antara/Muhammad Arif Pribadi
        Warta Ekonomi, Bukittinggi -

        Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), mencatat realisasi pendapatan asli daerah (PAD) yang bersumber dari retribusi objek wisata mencapai 86 persen.

        Kepala Disbudpar setempat, Melfi Abra di Bukittinggi, Kamis, mengatakan realisasi itu hingga minggu ke dua November 2016 sebesar Rp8,7 miliar dari target sebesar Rp10,02 miliar. Ia menyebutkan, penyumbang terbesar dari pendapatan itu berasal dari objek wisata Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) dan objek wisata Taman Panorama dan Lobang Jepang.

        "Data hingga akhir Oktober 2016 pendapatan dari TMSBK sebesar Rp5,9 miliar dan Taman Panorama dan Lobang Jepang sebesar Rp2,13 miliar. Kedua objek wisata itu merupakan penyumbang terbesar di samping dua objek wisata lain yakni Museum Rumah Adat Baanjuang dan Aquarium," jelasnya.

        Ia mengatakan, jelang akhir tahun 2016 diperkirakan kunjungan wisatawan masih akan ramai karena ada beberapa hari besar yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk berlibur.

        Di samping itu pemerintah setempat juga akan menggelar berbagai kegiatan dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota (HJK) Bukittinggi yang jatuh pada 22 Desember 2016 dan diharapkan mengundang wisatawan berkunjung ke daerah itu.

        Untuk tahun depan sesuai RAPBD 2017, pemerintah setempat memprioritaskan pembangunan bidang pariwisata diikuti dengan pengembangan berbagai infrastruktur lain yang dapat berdampak pula pada pariwisata daerah.

        "Bentuk-bentuk kegiatan pembenahan pariwisata telah direncanakan seperti pembenahan taman-taman, area pejalan kaki di kawasan Jam Gadang, dan lainnya," lanjutnya.

        Pembenahan secara fisik tersebut diikuti dengan pembenahan bagi sumber daya manusia yang terlibat di kepariwisataan, pelayanan dan mengembangkan cara promosi secara lebih luas memanfaatkan media sosial.

        "Melalui pembenahan, diharapkan kunjungan wisatawan menjadi lebih ramai dan menambah pendapatan bagi daerah," katanya. (Ant).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Leli Nurhidayah

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: