Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sependapat dengan OJK, INDEF: KUR Bagi UMKM Dinilai Kurang Fleksibel

        Sependapat dengan OJK, INDEF: KUR Bagi UMKM Dinilai Kurang Fleksibel Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menyatakan bahwa dirinya sependapat dengan pernyataan dari Otoritas Jasa Keuangan yang menilai kurang fleksibenya kredit usaha rakyat (KUR) kepada para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) diakibatkan adanya kebijakan di masing-masing perbankan yang berbeda.

        "Saya kira KUR yang jadi masalah adalah kebijakan tiap bank yangg berbeda. Jadinya UMKM menjadi tidak fleksibel. Misalnya aturan soal plafon di tiap bank yg dtunjuk menyalurkan kredit juga beda, " kata Bhima dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (27/11/2016. ? ?

        Karena itu, Bhima menyatakan sepakat jika OJK menilai bahwa kebijakanKUR kurang fleksibel bagi para pelaku UMKM. Sehingga perlu adanya evaluasi penyaluran dan penerapan kredit usaha rakyat (KUR) kepada para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

        Bhima menyebutkan, dominasi bank besar dalam penyaluran kredit masih terlihat. Dilapangan bersaing dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan koperasi.?

        "Harusnya penyaluran KUR juga melibatkan lembaga keuangan mikro," katanya. ? ? ? ? ? ? ?

        Ia menyarankan perlu ada penyaluran dan penerapan KUR disektor prioritas, misalnya di sektor pertanian dan industri yang padat karya.

        "Dua sektor itu yang bisa dorong ekonomi dan ?penyerap tenaga kerja paling besar," ujar Bhima.

        Menurutnya, sektor pertanian selama ini kurang dilirik bank. Bisa jadi ?penyaluran dan penerapan KUR bisa difokuskan ke sektor pertanian.

        Pihaknya ?mendukung jika ada KUR untuk usaha kreatif atau digital. Namun harus berhati-hati dalam melakukan pengawasannya, sebab banyak start up yang lebih cari valuta asing dibanding jualan produk riil.

        "Kalo tidak berhati-hati KUR digital bisa bikin bubble," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Vicky Fadil
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: