Keindahan panorama alam Indonesia merupakan potensi besar untuk menjadi magnet wisata bagi wisatawan asing maupun domestik. Sayangnya, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal karena masih kurangnya dukungan infrastruktur yang salah satunya adalah infrastruktur telekomunikasi informatika (TI).
Emi Suhermi, salah seorang pemilik penginapan homestay di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, mengatakan potensi wisata di wilayahnya belum dimanfaatkan dengan maksimal karena adanya kendala di jaringan telekomunikasi. Ia mengatakan warga sekitar sulit untuk mengakses jaringan internet sehingga tidak bisa mempromosikan pesona wisata di Pulau Kelapa kepada khalayak luas.
"Jaringan internet itu kurang memadai, kurang fasilitas. Kadang internet stabil, kadang tidak. Saat mengakses data internet seringkali sulit dan bahkan tiba-tiba tidak bisa. Apalagi, kalau mati lampu atau hujan. Karena akses sulit jadi sebagian besar warga Pulau Kelapa tidak memahami internet," katanya kepada Warta Ekonomi di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Emi mengatakan bahwa sebagian besar warga di Kepulauan Seribu mempromosikan penginapan homestay melalui saluran telepon. Ia meyakini apabila Kepulauan Seribu didukung oleh fasilitas telekomunikasi yang lebih baik maka akan lebih banyak wisatawan yang datang. Ia mencontohkan Pulau Tidung yang ramai oleh wisatawan karena terdapat menara telekomunikasi di pulau tersebut.
"Harusnya pelayanan jaringan di Kepulauan Seribu lebih ditingkatkan lagi. Kalau fasilitas telekomunikasi ditambah pasti aktivitas wisata bakal lebih lancar," ujarnya.
Ia menuturkan wisatawan yang mengunjungi Pulau Kepala juga kerap mengeluh kepada pemilik penginapan homestay karena kesulitan mengakses internet. Di beberapa pulau, imbuhnya, jaringan internet lebih baik karena pihak kelurahan menyediakan fasilitas Wi-Fi.
"Karena jaringan di Pulau Kepala terbatas, wisatawan pasti tidak puas. Mereka lalu komplain ke kami minta fasilitas telekomunikasi diperbaiki. Padahal, itu bukan kami yang bisa mengatasi," tuturnya.
Selaras dengan Emi, Ketua Koperasi Serba Usaha Mandiri Kalibiru Sadali mengakui infrastruktur telekomunikasi sangat berperan penting dalam mendukung suatu kegiatan pariwisata. Ia mengisahkan objek wisata Kalibiru di Desa Hargowilis, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada awal berdiri masih sepi wisatawan karena tidak adanya dukungan fasilitas telekomunikasi.
"Dulu pada tahun 2010 saat internet belum masuk pengunjung masih sedikit sekali. Pernah dalam satu hari itu tidak ada pengunjung yang datang, Bahkan, berhari-hari juga tidak ada pengunjung satu pun. Pada tahun 2010 itu jaringan telekomunikasi sangat minim. Orang cuma bisa angkat dan terima telepon," katanya kepada Warta Ekonomi di Yogyakarta pada bulan Oktober lalu.
Sadali menyampaikan kondisi pariwisata di Kalibiru mulai berubah sejak ada pembangunan infrastruktur telekomunikasi pada tahun 2012. Ia menjelaskan masuknya internet membuat jumlah pengunjung wisata Kalibiru mengalami peningkatan tajam.
"Tahun 2012 mulai internet masuk. Ada tower (telekomunikasi) di Kalibiru itu. Jadi, orang sudah bisa akses internet. Pengunjung juga mulai ramai. Setelah ada internet pengunjung naik 300 persen. Tahun 2015 pengunjung naik 291 persen. Jadi, itu karena orang-orang suka upload gambar. Setelah ada tower (telekomunikasi) orang mulai sering upload," sebutnya.
Berdasarkan data Koperasi Serba Usaha Mandiri Kalibiru, pembangunan menara telekomunikasi di wilayah objek wisata Kalibiru telah meningkatkan jumlah kunjungan secara signifikan.
Pada awal pendirian objek wisata Kalibiru tahun 2010 tercatat jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 7.167 orang per tahun. Pada masa pembangunan menara telekomunikasi tahun 2012 jumlah kunjungan naik 46 persen menjadi 19.012 orang per tahun. Kemudian pada 2015 lalu jumlah kunjungan melonjak tajam 291 persen menjadi 309.541 wisatawan per tahun.
Dukungan Menara Telekomunikasi
Ketua KSU Mandiri Kalibiru Sadali mengatakan pendirian menara telekomunikasi merupakan faktor penting penyebaran informasi objek wisata Kalibiru. Ia menjelaskan jaringan internet mempermudah orang menyebarluaskan informasi tentang Kalibiru ke masyarakat luas.
"Kalau tahun 2012 tidak dibangun tower bisa jadi Kalibiru tidak seramai sekarang. Orang kan tahu Kalibiru dari internet. Jadi, tower (telekomunikasi) juga salah satu kunci kesuksesan Kalibiru," sebutnya.
Sadali menyampaikan bahwa pada saat ini orang yang mengenal objek wisata Kalibiru tidak hanya berasal dari dalam negeri, namun juga dari luar negeri.
"Orang-orang itu suka upload gambar saat jalan-jalan di Kalibiru. Kalau satu orang upload ke lima teman dan lima teman itu upload ke lima teman lagi maka banyak gambar berantai. Masyarakat jadi tahu dan orang dari mana-mana datang ke Kalibiru. Sekarang pengunjung sudah banyak. Bukan cuma orang Indonesia, tapi juga masyarakat dunia. Orang dari Eropa, Afrika, Jepang, semua datang ke Kalibiru," paparnya.
Penyebaran informasi, imbuhnya, dilakukan secara dua arah baik oleh pengunjung maupun pihak KSU Mandiri Kalibiru.
"Kami juga upload ke media sosial. Jadi, pengunjung upload dan kami juga upload. Jadi, dua pihak sehingga banyak gambar di internet," tegasnya.
Sementara itu, President Director & Chief Operating Officer PT Tower Bersama Infrastructure Tbk Herman Setya Budi mengatakan pihaknya bersyukur menara telekomunikasi dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar tower. Ia menyampaikan pihaknya memiliki komitmen untuk membangun lebih banyak tower guna memberi manfaat lebih luas ke masyarakat Indonesia.
"Indonesia masih sangat luas. Kalau Indonesia sinyal masih suka drop atau tidak? Kalau sinyal masih suka drop artinya itu masih banyak area belum terfasilitasi infrastruktur telekomunikasi. Kami memiliki komitmen untuk membangun infrastruktur ke area yang lebih luas," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: