Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laba TBIG Anjlok Meski Pendapatan Naik, Ini Biang Keroknya!

Laba TBIG Anjlok Meski Pendapatan Naik, Ini Biang Keroknya! Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) emiten menara milik Grup Saratiga membukukan penurunan laba bersih menjadi Rp1,36 triliun pada 2024, turun dari Rp1,56 triliun pada tahun sebelumnya. Padahal, pendapatan perseroan naik dari Rp6,64 triliun menjadi Rp6,86 triliun.

Kenaikan pendapatan turut mengerek beban pokok pendapatan menjadi Rp4,92 triliun dari sebelumnya Rp4,73 triliun. Laba bruto tercatat sebesar Rp4,92 triliun, meningkat dari Rp4,73 triliun. Namun, beban usaha naik signifikan menjadi Rp607 miliar dari Rp504 miliar, membuat laba usaha hanya tumbuh tipis menjadi Rp4,31 triliun dari Rp4,23 triliun.

Perseroan mencatat pendapatan lain yang melonjak menjadi Rp37,93 miliar dari Rp2,24 miliar, namun beban lain juga membengkak menjadi Rp222 miliar dari Rp60,78 miliar. Pendapatan keuangan naik menjadi Rp30,99 miliar dari Rp20,28 miliar, tetapi beban keuangan dari utang bank dan obligasi meningkat menjadi Rp1,87 triliun dari Rp1,69 triliun. Beban keuangan lain juga naik menjadi Rp177 miliar dari Rp129 miliar.

Kondisi ini menyeret laba tahun berjalan menjadi Rp1,42 triliun, turun dari Rp1,62 triliun pada 2023.

Baca Juga: TBIG Terbitkan Obligasi Jumbo! Rp2,67 Triliun untuk Bayar Utang

Chief Financial Officer TBIG, Helmy Yusman Santoso, mengungkapkan total pinjaman perseroan per 31 Desember 2024 sebesar Rp30,197 triliun, dengan total pinjaman senior Rp627 miliar dan saldo kas Rp1,482 triliun. Dengan demikian, total pinjaman bersih mencapai Rp28,716 triliun.

“Jika menggunakan EBITDA triwulan IV 2024 yang disetahunkan, maka total pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,9 kali,” ujarnya.

Helmy menambahkan, eksposur pinjaman dalam Rupiah kini mencakup setengah dari total utang, sementara strategi hedging atas utang dalam dolar AS terbukti efektif melindungi perseroan dari depresiasi Rupiah.

Baca Juga: LPKR Catat Laba Bersih Tahun Buku 2024 Sebesar Rp18,7 Triliun

Sementara, CEO TBIG, Hardi Wijaya Liong, menjelaskan bahwa hingga akhir 2024 perseroan memiliki 42.722 penyewaan pada 23.892 site telekomunikasi, yang terdiri atas 23.778 menara dan 114 jaringan DAS. Total penyewaan pada menara mencapai 42.608, sehingga rasio kolokasi (tenancy ratio) berada di level 1,79.

“Pada 2024, kami menambahkan 2.333 penyewaan kotor yang terdiri atas 1.551 site telekomunikasi dan 782 kolokasi ke portofolio kami. Kami terus bekerja sama dengan para pelanggan untuk mengoptimalkan jaringan dan memperluas cakupan di seluruh Indonesia,” tutup Hardi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: