Industri makanan dan minuman (mamin) nasional menunjukkan kinerja positif dengan tumbuh mencapai 9,82% atau sebesar Rp192,69 triliun pada triwulan III/2016. Pertumbuhan itu terutama didorong kecenderungan masyarakat khususnya kelas menengah ke atas yang mengutamakan konsumsi produk-produk makanan dan minuman yang higienis dan alami.
?Industri makanan dan minuman menduduki posisi strategis dalam penyediaan produk siap saji yang aman, bergizi dan bermutu,? kata Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto pada acara?CEO GatheringGabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia?(GAPMMI) di Jakarta, kemarin.
Industri mamin juga berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) industri non migas terbesar jika dibandingkan subsektor lainnya yang mencapai 33,6% pada triwulan III/2016. ?Dengan pertumbuhan 9,82%, sektor ini menopang sebagian besar pertumbuhan industri non migas dengan pertumbuhan mencapai 4,71 %,? ungkap Panggah.
Sementara itu, sumbangan nilai ekspor produk mamin termasuk minyak kelapa sawit pada Januari-September 2016 mencapai US$ 17,86 miliar. Capaian ini membuat neraca perdagangan masih positif bila dibandingkan dengan nilai impornya pada periode yang sama sebesar US$ 6,81 miliar.
Dilihat dari perkembangan realisasi investasi sektor mamin, sampai dengan triwulan II tahun 2016 sebesar Rp24 triliun untuk PMDN dan PMA sebesar USD1,6 miliar.
??Kami mengharapkan agar GAPMMI beserta seluruh anggotanya tetap berupaya keras dan bekerja sama dengan pemerintah agar pertumbuhan industri yang dicapai saat ini dapat terus dipertahankan, terlebih lagi ditingkatkan, sehingga sektor industri makanan dan minuman menjadi penggerak utama industri nasional,? paparnya.
Panggah juga mengingkatkan, perkembangan industri mamin ke depan menghadapi tantangan yang cukup berat, khususnya dengan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN. "Oleh sebab itu, industri harus siap dan mampu bersaing dengan produk-produk makanan dan minuman dari negara ASEAN," tambahnya.
Ketua?GAPMMI?Adhi S. Lukman mengatakan, pihaknya optimistis kinerja ekspor industri mamin terus membaik pada tahun depan dan dapat menyamai angka realisasi ekspor tahun 2015. Keyakinan ini didorong oleh proyeksi membaiknya perekonomian global yang membuat harga jual bergerak positif serta meningkatnya produksi di dalam negeri.
?Untuk menopang kinerja, kami juga terus mencoba masuk ke negara-negara tujuan non tradisional. Bahkan, peluang kebutuhan produk halal akan turut memberikan kontribusi,? ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar