Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        JK Yakin Trump Tidak Akan Proteksionis

        JK Yakin Trump Tidak Akan Proteksionis Kredit Foto: Reuters/Carlo Allegri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Terpilihnya Donald John Trump sebagai Presiden AS dikhawatirkan banyak negara. Pasalnya, Trump dikenal sebagai penganut kebijakan perdagangan yang proteksionis dan konservatif dengan menerapkan aturan dagang yang sangat ketat.

        Selain itu, dalam mengelola fiskal, Trump menjanjikan ekspansi belanja dan kebijakan yang longgar dalam mengelola defisit anggaran sehingga memicu dugaan pemerintah AS akan mengandalkan penerbitan obligasi.

        Kendati demikian, Wakil Presiden Jusuf Kalla yakin Presiden Terpilih AS Donald Trump tidak akan bersikap proteksionis. Keyakinan tersebut didapat usai dirinya berbincang langsung dengan Presiden Obama dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

        "Efek Trump yang dikampanyekan tidak akan dilakukan, saya bicara dengan presiden Obama apa yang terjadi setelah tidak di sana, apa yang dibuat Trump, dia ketawa. Saya tanya Trump seberapa jauh akan jalankan kampanyenya, pasti dia pragmatis. Saya tanya di atas 50% atau di bawahnya? di bawah 50% di jalankan kampanyenya," jelas JK dalam acara Breakfast Meeting: Masa Depan Ekonomi Indonesia di Jakarta, Kamis (8/12/2016).

        Bahkan, lanjut Dia, waktu bicara dengan Shinzo Abe dan tanya apa yang dibicarakan dengan Trump? Dia malah ketawa terbahak-bahak dan jangan terlalu khawatir lah.

        "Itu realistis lah sama seperti kampanye di DKI yang banyak janji siapapun yang terpilih akan memakmurkan rakyatnya," paparnya.

        Oleh sebab itu, JK yakin, Trump tidak akan proteksionis, misalnya dengan menaikkan pajak besar-besar untuk barang impor yang masuk.

        "Tidak mungkin itu mau bikin pajak untuk barang-barang China di over side. Kalau dia lakukan itu maka berontaklah rakyat AS, karena pasti daya beli AS menurun dan jatuh miskin, pasti tidak akan. Kalau masuk AS 90% barang di mal-mal itu dari China, Indonesia, Bangladesh, Vietnam, Meksiko dan tidak mungkin dia lakukan itu," tutup JK.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Rahmat Patutie

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: