Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Bachdi Ruswana mengatakan selama November 2016, rata-rata harga beras di tingkat penggilingan Rp. 9.406,56 per kilogram atau turun 0,01 persen dibandingkan Oktober 2016 yang tercatat Rp. 9.407,13.
Berdasarkan patahan (broken) beras, kualitas Beras Premium naik 1,51 persen dari Rp. 9.776,71 menjadi Rp. 9.924,35, sedangkan Medium naik 0,05 persen dari Rp. 9.134,85 menjadi Rp. 9.139,19, dan Beras kualitas rendah turun 1,36 persen dari Rp. 8.842,86 menjadi Rp. 8.722,22.
?Jadi secara umum harga beras dan gabah di Jabar mengelami penurunan,? kata Bachdi dalam keterangan resminya di Bandung, Jumat (16/12/2016)
Bachdi mengatakan rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di Tingkat Petani Jawa Barat sebesar Rp. 4.454,26,- per kilogram atau turun 1,26 persen dibandingkan harga GKP Oktober 2016 Rp. 4.510,98.
BPS mencatat harga Gabah Kering Giling (GKG) di Tingkat Petani turun 0,84 persen dari Rp. 5.034,48,- menjadi Rp. 4.992,37,- per kilogram,
"Sementara untuk Gabah Kualitas Rendah naik 8,65 persen dari Rp. 3.622,65,- menjadi Rp. 3. 936,05,- per kilogram,"ujarnya
Kondisi yang sama juga terjadi pada Nilai Tukar Petani (NTP) Jabar pada November 2016 (2012 =100) sebesar 103,78 atau turun sebesar 0,22 persen dibandingkan NTP Oktober 2016 sebesar 104.01.
?Hal ini disebabkan oleh Indeks Harga Diterima Petani (IT) mengalami kenaikan sebesar 0,15 persen lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan Indeks Harga Dibayar Petani (IB) yang naik sebesar 0,37 persen,? ungkapnya.
Bachdi menambahkan pada? November 2016 dua Subsektor pertanian mengalami penurunan NTP yaitu NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 1,98 persen dari 98,23 menjadi 96,28 dan NTP Subsektor Peternakan turun 0,74 persen dari 113,23 menjadi 112,40.
Sementara NTP Subsektor Perikanan naik 0,61 persen dari 99,05 menjadi 99,65, NTP Subsektor Hortikultura naik 0,27 persen dari 110,58 menjadi 110,88, dan NTP Subsektor Tanaman Pangan juga naik 0,20 persen dari 99,04 menjadi 99,24.
?NTP ini menunjukan tingkat kesejahteraan pada sektor tersebut. Semakin tinggi maka lebih sejahtera,? pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Rahmat Patutie
Tag Terkait: