Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan Indonesia memiliki peluang untuk mengekspor beras ke Malaysia, terutama dari provinsi yang berbatasan dengan negara tetangga tersebut seperti Kalimantan Tengah.
Ketika melakukan kunjungan kerja ke Kalimantan Tengah, Jumat (16/12/2016), Mentan melalui keterangan tertulisnya menyebutkan Malaysia melakukan impor beras setiap tahunnya sebanyak 1,2 juta ton per tahun.
"Ini menjadi ruang dan peluang bagi Indonesia agar dapat mengisi volume impor tersebut," ujarnya saat kegiatan Tanam Padi Hibrida seluas 250 ha di Desa Terusan Karya, Kecamatan Bataguh, Kabupaten Kapuas, Kalteng.
Hadir pada kegiatan ini Gubernur Kalteng, Anggota Komisi IV DPR RI Hamdani, Bupati Kapuas Ben Brahim, Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat, Brigjen TNI M. Afifuddin, dan Kasdam Tanjung Pura, Brigjen TNI Ahmad Sukryadi.
Pada kesempatan itu Amran menegaskan Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong Provinsi Kalteng agar dapat berdaulat pangan yakni secara mandiri mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Komoditas pangan yang harus dikembangkan dan ditingkatkan produksinya yakni padi, jagung dan cabai.
"Kami ingin Kalimantan Tengah pangannya mandiri. Jangan ambil dari daerah luar lagi, rantai pasoknya terlalu panjang, akibatnya terjadi inflasi dan akhirnya terjadi kemiskinan yang tidak akan terselesaikan," tuturnya.
Selain itu, lanjutnya, diharapkan Kalteng tidak hanya mampu mandiri pangan, akan tetapi dapat melakukan ekspor beras ke negara tetangga, Malaysia.
Terkait hal itu, menteri menjelaskan upaya yang dilakukan Kementan melalui Program Upaya Khusus (Upsus), yakni meningkatkan indeks pertanaman melalui rehabilitasi irigasi dan membangun embung sehingga dari yang biasanya tanam 1 kali menjadi 2-3 kali tanam.
Kemudian, meningkatkan efisiensi biaya produksi melalui bantuan alat mesin pertanian (alsintan) di mana untuk 2016 Kalteng mendapatkan sebanyak 1.210 unit, sehingga lahan cepat ditanami kembali serta meningkatkan produktivitas dari 5 ton menjadi 7 hingga 10 ton melalui bantuan benih unggul.
Kementerian Pertanian mengalokasikan anggaran untuk pembangunan sektor pertanian di Kalteng mencapai Rp380 miliar untuk 2016 atau naik dari 2015 hanya Rp200 miliar.
Gubernur Kalteng Sugianto Sabran mengatakan produksi padi pada 2016 mengalami surplus sebanyak 196.500 ton.
"Kami sangat mendukung upaya pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan. Sebab dengan kemajuan pertanian, negara kita bisa menguasai dunia," ujarnya.
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR RI, Hamdani menyampaikan, pihaknya mendukung penuh upaya pemerintah untuk tidak melakukan impor beras dari Thailand dan Vietnam.
Dia juga meminta kepada petani agar alsintan yang diberikan digunakan dengan benar-benar untuk kegiatan pertanian sehingga mendorong peningkatan produksi pangan serta meningkatkan kesejahteraan mereka.
"Jangan disimpan di rumah, sebab hanya di pemerintah era Jokowi bantuan alsintan dalam jumlah besar. Oleh karena itu, alsintan harus digunakan secara benar agar terjadi peningkatan produksi dan mensejahterakan petani," ujarnya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil