Kredit Foto: Arif Hatta
Investor menilai rencana pemangkasan pajak oleh Donald Trump pada 2017 akan menciptakan pertumbuhan tetap stagnan seperti 2016.
Mengutip Reuters di Jakarta, Minggu?(18/12/2016) laju inflasi dan kenaikan dolar AS setelah The Fed menaikkan suku bunga juga berpengaruh pada keseimbangan ekonomi. Menurut hasil survei Reuters kepada sejumlah profesional di seluruh dunia, perlambatan ekonomi global dari krisis finansial satu dekade lalu bisa lebih memburuk pada tahun depan.
Ekonomi negara berkembang juga masih tetap rentan. Resesi di Brazil telah melumpuhkan pasar saham dan pertumbuhan ekonomi Asia akan melambat, serta perkiraan pertumbuhan global 2017 hanya sebesar 3,2 persen, kurang optimis dari perkiraan tahun lalu.
Sementara, di negara maju seperti AS tingkat penganguran turun 4,6 persen sehingga para ekonom menilai peningkatan pertumbuhan akan sangat penting untuk kemakmuran.
"Trump dan koleganya telah berjanji untuk menggenjot pertumbuhan dari 3,5 persen menjadi 4 persen lebih, yang dinilai merupakan pemikiran magis jika tidak dibarengi dengan percepatan produktivitas," kata Michael Carey, ekonomi AS di CA-CIB di New York.
Beberapa kebijakan Trump selama kampanye yakni proteksionisme perdagangan dan pemangkasan pajak. Menurut Trump pasar bebas sebagai sumber kehancuran, misalnya biaya impor murah yang berpengaruh pada pendatapan pekerja domestik. Selain pemangkasan pajak bagi pekerja, ia juga akan menerapkan pajak rendah bagi korporasi dari 35 persen hingga 15 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: