Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Beberapa rencana yang disiapkan oleh Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia pada tahun 2017, antara lain, dengan berupaya menembus pasar-pasar baru. Untuk pasar tradisional, akan tetap dipertahankan serta tetap melindungi pasar domestik.
Negara-negara nontradisional yang tengah diincar oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan kinerja ekspor tersebut, antara lain, India, Rusia, serta negara-negara Afrika dan Timur Tengah. Selain juga menyiapkan diversifikasi produk ekspor.
"Dengan menggarap pasar baru tersebut dan menjaga pasar domestik serta pasar tradisional tujuan ekspor yang membutuhkan kita, saya optimistis," ujar Enggartiasto.
Meskipun menyatakan optimistis, pemerintah masih enggan untuk menyebutkan berapa target kenaikan ekspor pada tahun 2017. Sebagai catatan, kinerja ekspor Indonesia pada tahun 2016 dibandingkan 2015 masih mengalami penurunan sekitar 5,63 persen meski sedikit mulai membaik di akhir tahun 2016.
Dalam upaya untuk menembus pasar-pasar nontradisional tersebut, sesungguhnya pemerintah melalui Kementerian Perdagangan bisa mempergunakan instrumen, seperti Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) dan Atase Perdagangan yang tersebar di berbagai belahan dunia.
Ada kurang lebih sebanyak 19 ITPC dan 25 atase perdagangan yang sesungguhnya bisa memetakan kebutuhan negara-negara tujuan ekspor, khususnya untuk pasar nontradisional. Selain juga memperoleh data yang valid soal dinamika kebijakan dalam negara tujuan ekspor tersebut.
Sejauh ini, berdasarkan laporan Perwakilan Perdagangan di laman Kementerian Perdagangan baru sebatas perkembangan perdagangan seperti total perdagangan, negara tujuan ekspor, dan perkembangan perdagangan bilateral. Belum ada laporan terkait dengan pemetaan pasar dan produk apa saja yang memiliki peluang untuk bisa didatangkan dari Indonesia.
Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan bahwa sudah seharusnya ITPC dan atase perdagangan yang dimiliki Indonesia itu berperan sebagai market intelligence.
"Hal ini memang akan punya peranan penting, mestinya bisa berperan sebagai 'market intelligence' untuk suplai data," kata Enny, Minggu (18/12/2016).
Menurut Enny, laporan-laporan yang disampaikan oleh ITPC dan atase perdagangan tersebut masih jauh dari optimal. Seharusnya, penyampaian data terkait dengan pemetaan pasar serta dinamika kebijakan yang baru di negara tersebut lengkap dan bukan sekadar formalitas.
"Jika tidak dilengkapi (data) itu, yang ada sekadar laporan fomalitas, tidak mendalam. Itu diambil dari data sekunder. Ada puluhan ITPC, tetapi kinerja mereka hanya didorong oleh Kemendag, itu seharusnya dikoordinasikan dengan Kementerian Luar Negeri," kata Enny.
ITPC dan atase perdagangan merupakan salah satu instrumen yang memang perlu dioptimalkan oleh pemerintah. Namun, ada beberapa instrumen lain yang juga tidak kalah penting dan bisa membantu mendorong kinerja ekspor Indonesia.
Selain bisa memaksimalkan instrumen ITPC dan atase perdagangan, Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 44/M-DAG/PER/6/2016 tentang Ketentuan Imbal Beli untuk Pengadaan Barang Pemerintah Asal Impor.
Skema imbal beli merupakan suatu cara pembayaran barang yang mewajibkan pemasok luar negeri untuk membeli dan/atau memasarkan barang tertentu dari Indonesia sebagai pembayaran atas seluruh atau nilai sebagian barang dari pemasok luar negeri.
"Saat ini kita melihat ada perlambatan ekspor, dan imbal beli ini bisa kita pergunakan sebagai salah satu instrumen untuk penetrasi produk ekspor. Selain itu, juga salah satu instrumen untuk mengatasi hambatan dan kendala ekspor," kata Direktur Fasilitasi Ekspor dan Impor Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Nusa Eka di Jakarta, Jumat (16/12/2016).
Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia pada periode Januari s.d. November 2016 mencapai 130,65 miliar dolar AS atau menurun 5,63 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2015. Ekspor nonmigas tercatat mencapai 118,80 miliar dolar AS atau menurun 1,96 persen.
Pemerintah menyatakan terus berupaya untuk meningkatkan kinerja ekspor kendati kondisi perekonomian global masih belum pulih. Dengan beberapa langkah yang dipersiapkan, diyakini kinerja ekspor Indonesia sedikit demi sedikit akan membaik, seperti yang terlihat di akhir 2016 dan diharapkan berlanjut pada tahun 2017. (Ant/Vicki Febrianto)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: