Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat meyakini bahwa warga DKI Jakarta cerdas dalam memilih pemimpin.
"Saya mengerti saat ini memang sedang ada konstelasi kompetisi, tentu kita berharap persaingan berjalan dengan baik, mengedepankan kinerja kita, latar belakang kita, visi misi kita," kata Djarot saat menghadiri Maulid Nabi Muhammad SAW dan Dzikir Akbar di Stadion Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu petang (18/12).
Lebih lanjut, Djarot mengatakan, persaingan itu, idealnya tidak dikotori unsur SARA. Biarlah rakyat Jakarta yang sangat cerdas memilih pemimpin yang benar-benar bisa melayani, yang benar-benar bersih, dan tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan warga.
Acara yang diinisiasi Ketua Dewan Penasihat Jamaah Manaqib Majelis Dzikir Al Bagdadi, pimpinan Abah KH Junaedi Al Bagdadi, Karawang itu dihadiri sekitar 5000 orang.
Ia mengatakan, menyampaikan berbagai upaya yang dilakukan masyarakat melalui doa bersama telah menunjukkan betapa Islam adalah agama yang sangat damai, sejuk, dan indah serta toleran.
"Itu semua menunjukkan bahwa Indonesia dalam bingkai kesatuan dan persatuan sangat luar biasa meskipun masyarakatnya heterogen dan beragam," kata Djarot.
Bahkan, meski saat ini ada konstelasi kompetisi Pilkada DKI Jakarta, tetapi hal itu tidak akan merusak bingkai kesatuan dan persatuan Indonesia sebagai suatu bangsa yang beragam.
Djarot menyampaikan, dirinya dalam berbagai kesempatan turun ke bawah menyapa masyarakat Jakarta, termasuk ke masjid-masjid dan shalat berjamaah dengan warga.
Dari sekian banyak dirinya berdiskusi dan menyapa langsung masyarakat, khususnya para marbot dan kuncen, mereka sangat merasakan betul dengan program pelayanan Pemda DKI selama ini. Termasuk program memberangkatkan umroh kepada para marbot dan kuncen.
"Saya selalu mendapatkan pesan salam agar disampaikan ke Pak Basuki, terimakasih dengan adanya kebijakan mengumrohkan para marbot dan kuncen," katanya.
Selama ini, kata dia, pihaknya secara konsisten menerapkan program Jakarta Sehat dan Jakarta Pintar. "Kita tidak membeda-bedakan juga dalam program Jakarta Pintar dan Jakarta Sehat," ujarnya.
Oleh karena itu, kepada para jamaah dzikir Akbar, Djarot minta didoakan agar Jakarta yang saat ini sedang ada kompetisi agar diberikan kedamaian dan nanti diberikan suatu kepemimpinan dan pelayanan yang tulus melayani dengan kerja keras.
Dalam kesempatan tersebut, Djarot juga menyampaikan bahwa keragaman dan heterogenitas adalah takdir dari Tuhan dan itu merupakan rahmat. Namun, masyarakat Indonesia patut bersyukur karena keragaman masyarakatnya diikat oleh bingkai persatuan.
"Saya ditakdirkan sebagai muslim Jawa, kita semua sudah ditakdirkan masing-masing. Kita ditakdirkan Indonesia sebagai bangsa yang majemuk, heterogen. Ada yang dari Betawi, Jawa, Sunda, Sumatera. Tetapi kita diikat oleh satu persatuan yang luar biasa sebagai Indonesia yang dahsyat dan luar biasa. Kita cinta tanah air ini," jelasnya.
Dalam acara dzikir akbar tersebut, sedianya yang memimpin langsung adalah Abah KH Junaedi Al Bagdadi. Namun karena hal tertentu, Abah Junaedi batal hadir. Dzikir akbar tetap berlangsung khusuk dipimpin KH Nasrullah.
Ketua Panitia Dzikir Akbar, Mochtar Mohamad dalam sambutannya menyampaikan, doa umat manusia termasuk melalui zikir dan mujahadah serta manaqib adalah harapan untuk suatu kemaslahatan.
Oleh karena itu, Mochtar sekaligus juga minta didoakan agar Djarot yang dinilainya figur jujur dan pekerja keras bisa mengabdi dan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta.
"Selaku ketua dewan penasihat Jamaah Manaqib Majelis Dzikir Albagdadi, saya titip Pak Djarot untuk mengabdi di Jakarta. Mudah-mudahan ke depan Pak Djarot membawa kemaslahatan masyarakat DKI Jakarta. Apalagi, beliau adalah figur yang paham betul bagaimana mengimplementasikan Tri Sakti Bung Karno, bagaimana dalam memimpin menerapkan konsep berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang budaya," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: