Kredit Foto: Nytimes.com
Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, kembali mengklaim bahwa ia bisa memenangkan suara popular lebih dari pesaingnya, Hillary Clinton. Pernyataan bernada kesal tersebut diungkapkan melalui cuitan terbarunya di Twitter.?
"Saya bahkan bisa melakukan hal yang lebih baik dalam pemilu, jika itu memungkinkan, jika pemenang didasarkan pada?popular vote, saya akan berkampanye dengan cara berbeda," kata Trump, seperti dikutip dari laman?BBC?di Jakarta, Kamis (22/12/2016).
Presiden terpilih dari Partai Republik tersebut bersikeras bahwa strateginya lebih 'canggih.'
Ia memenangkan hampir tiga juta suara sedikit lebih sedikit dari kandidat presiden Partai Demokrat, Hillary Clinton, namun ia unggul di?electoral college.
Electoral college?telah menetapkan Trump sebagai pemenang pemilihan presiden tahun 2016.
Kendati demikian, miliader asal Manhattan tersebut tampaknya masih harus bergesekan dengan klaim para kritikus yang mengatakan bahwa ia tidak mendapat mandat populer.
Dalam dua tweet lainnya yang dicuitkan pada Rabu pagi (21/12), Trump mengatakan, "Kampanye untuk memenangkan Electoral College jauh lebih sulit & canggih dibanding?popular vote. Hillary terfokus pada negara-negara bagian yang salah!"
Pengusaha, yang menghabiskan liburan akhir tahun di resornya di Florida itu menambahkan: "Saya belum mendengar apa pun dari para pakar atau komentator yang membahas fakta bahwa saya menghabiskan UANG JAUH LEBIH SEDIKIT dalam kemenangan dibanding yang dihabiskan Hillary dalam kekalahannya!"
Namun, Trump tampaknya telah mengakui bahwa ia akhirnya kalah dalam?popular vote.
Akhir bulan lalu ia keliru mengklaim dalam sebuah tweetnya yang menyatakan "selain memenangkan Electoral College?secara penuh, saya juga memenangkan?popular vote?jika Anda mengurangi jutaan orang yang memilih secara ilegal".
Ia kemudian kembali mencuitkan twitnya bahwa ada 'kecurangan serius' di Virginia, New Hampshire, dan California.
Namun, tidak ada kecurangan pemilu yang dilaporkan oleh para pejabat pemilu AS ataupun para pengamat.
Trump akan dilantik sebagai presiden Amerika Serikat yang ke-45 pada 20 Januari mendatang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: