Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Penyaluran Kredit Lewat Jaring OJK Jauh Lampaui Target

        Penyaluran Kredit Lewat Jaring OJK Jauh Lampaui Target Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menginisiasi sejumlah program di tahun 2016, salah satunya adalah progran Jangkau, Sinergi, dan Guidelines (Jaring). Program yang diluncurkan sejak Mei 2015 ini merupakan kerja sama antara OJK, IJK, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk meningkatkan pertumbuhan pembiayaan di bidang kelautan dan perikanan.

        Pada tahun ini OJK menargetkan penyaluran pembiayaan atau kredit melalui program Jaring sebesar Rp9,2 triliun, namun hingga September 2016 OJK mencatat penyaluran kredit melalui Jaring jauh melebihi target yang ditetapkan.

        "Program ini berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp23,2 triliun (per September 2016) dengan NPL yang cukup kecil 2,2% gross," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad di Gedung OJK, Jakarta, Jumat (30/12/2016).

        Kondisi tersebut membuktikan bahwa perbankan sangat tertarik dengan pembiayaan di sektor kelautan dan perikanan. Terbukti jumlah bank yang mengikuti Program Jaring sejak diluncurkan Mei 2015 saat ini sebanyak 16 bank atau bertambah delapan bank sejak pertama diluncurkan.

        Selain memberikan pembiayaan, Muliaman menuturkan pihaknya juga meluncurkan program asuransi rangka kapal yang merupakan asuransi penyingkiran kerangka kapal dan/atau perlindungan ganti rugi. Jumlah kapal yang telah diasuransikan sebanyak 2.912 kapal.

        Lebih jauh, katanya, program Jaring ini juga untuk mendukung salah satu pilar Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia yang menjadi acuan arah pengembangan sektor jasa keuangan 2015-2019 selama 5 tahun, yang diterbitkan awal tahun 2016.

        Master Plan ini terdiri dari tiga pilar utama yaitu mengoptimalkan peran SJK dalam mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi nasional (Pilar Kontributif), menjaga stabilitas sistem keuangan sebagai landasan bagi pembangunan yang berkelanjutan (Pilar Stabil) dan mewujudkan kemandirian finansial masyarakat serta mendukung upaya peningkatan pemerataan dalam pembangunan (Pilar Inklusif).

        "OJK akan terus dorong, kebutuhannya yang begitu besar, bervariasi dan beragam. Mulai dari nelayan sampai yang kecil-kecil sampai produksi cold storage, pembuatan pabrik kapal. Saya kira potensi akan besar," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: