McDonald sepakat untuk menjual 80% bisnis di China dan Hong Kong sebagai bagian dari rencana warabala restoran di seluruh dunia.
Sebagaimana dikutip BBC di Jakarta, Selasa?(10/1/2016), perusahaan investasi milik negara Citic Group dan perusahaan ekuitas swasta Carlyle Group akan mengambil alih operasi dengan nilai kesepatakan US$1 triliun.
Saat ini McDonald memiliki dan menjalankan 65% dari 2.000 outlet di China. Rencana warabala dimaksudkan agar perusahaan dapat menghemat biaya operasi di seluruh dunia. McDonald juga sedang mencoba untuk merampingkan dan mengubah struktur kepemilikan menjadi warabala.
Pada Maret tahun lalu, perusahaan mengatakan sedang mencari mitra untuk membantu penambahan?1.500 restoran di China, Hongkong, dan Korea selama lima tahun ke depan.
Berdasarkan kesepakatan pada Senin, perusahaan makanan cepat saji asal AS tersebut akan mendapatkan saham 20% pada bisnis di China, Citic akan mendapatkan 52%, sementara Caryle mendapatkan 28%. Selain itu, pemilik KFC dan Pizza Hut, Yum Brands juga berkata akan melakukan restrukrisasi pada bisnis di China.
McDonald dan Yum Brands terus berjuang menghadapi kompetisi dari pesaing lokal yang lebih murah, khususnya di China, di mana mereka mencoba untuk pulih dari ketakutan keamanan pangan.
Sebelumnya, perusahaan melaporkan penjualan yang lebih baik dari perkiraan di kuartal ketiga didorong oleh penjualan di Inggris dan perubahan menu All-Day-Breakfast. Jaringan restoran cepat saji tersebut melaporkan kenaikan pendapatan sebesar 3,5 persen dalam tiga bulan yang berakhir pada September.
Daerah seperti Inggris, Australia, Kanada, dan Jerman mengalami pertumbuhan yang kuat selama kuartal ketiga dengan kenaikan penjualan sebesar 3,3 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: