Harga cabai yang sempat tak terkendali hingga mencapai Rp150.000 per kilogram di sejumlah daerah menyebabkan masyarakat harus merogoh kantong lebih dalam mengingat komoditas tersebut sangat dibutuhkan untuk bumbu masakan khas Indonesia.
Faktor cuaca yang tak mendukung seperti curah hujan yang berkepanjangan dituding menjadi penyebab salah satu faktor harga cabai melonjak di samping distribusi yang tak lancar dari sentra produksi ke sejumlah pasar.
Tak mau krisis cabai terus berlanjut sehingga menyebabkan masyarakat ikut susah, Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) menggelar rapat memantapkan kerja sama memanfaatkan pekarangan dan Gerakan Tanam Cabai (Gertam Cabai) di Kantor Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, Jakarta, Rabu (18/1/2017).
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan potensi lahan pekarangan yang ada di Indonesia mencapai 10,3 juta hektar. Bila lahan tersebut bisa dimanfaatkan secara maksimal, dirinya optimistis dapat menyelesaikan permasalahan kenaikan harga beberapa komoditas.
"Tadi kami rapat bersama Ketua PKK, kami akan menggencarkan program pemanfaatan pekarangan secara masif seperti beras dan jagung. Kami akan memanfaatkan seluruh BPTP melakukan pembibitan seperti cabai, sayur, dan buah-buahan tertentu yang diperuntukkan perkarangan rumah tangga yang memungkinkan untuk ditanami," kata Amran.
Bibit-bibit tersebut akan diberikan gratis untuk ditanam di pekarangan rumah anggota PKK di seluruh Indonesia dan akan diberikan pendampingan dari penyuluh yang ada di desa dan kabupaten.
Bibit yang dihasilkan BPTP nanti akan diberikan gratis. Dan mereka akan diberikan pendampingan juga, ada 1000 pendamping. Mereka akan membantu seperti misalnya ada masalah penyakit di tanamannya dan sebagainya.
Tidak hanya untuk tanaman, pemanfaatan lahan pekarangan ini juga akan diberdayakan untuk pengembangan ayam petelur atau tambak perikanan skala rumahan apabila lahannya memungkinkan. Pekarangan rumah tangga ini tidak hanya untuk tanaman, apabila memungkinkan, juga bisa untuk pengembangan ayam petelur atau tambak perikanan yang untuk konsumsi sendiri atau dijual.
Untuk menyukseskan program ini, Mentan Amran mengaku akan mengupayakan anggaran hingga Rp 100 miliar. Bantuan akan diberikan kepada kelompok wanita/dasawisma yang beranggotakan minimal 15 rumah tangga yang berdekatan dalam satu kawasan.
Akan diupayakan anggaran Rp100 miliar. Bantuan untuk satu kelompok mencapai Rp15 juta. Bantuan itu untuk infrastrukturnya seperti kebun bibit dan pengairan sederhana Rp6 juta, demplot Rp2 juta, dan pengembangan pekarangan anggota Rp7 juta, sementara bibitnya diberikan gratis.
Dalam rencana aksi ini Mentan Amran akan melibatkan berbagai instansi di lingkungan Kementan. Kegiatan kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) akan ditangani Badan Ketahanan Pangan, Tanam Cabai Rawit ditangani Ditjen Hortikultura, Pengembangan Ayam KUB ditangani Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Jagung ditangani Ditjen Tanaman Pangan, bantuan Alsintan ditangani Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, dan pendampingan teknologi ditangani Badan Litbang Pertanian.
Selain Kementerian Pertanian, Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Riau juga melibatkan Tim Penggerak Pembinaan PKK untuk swasembada dengan cara menyerahkan 5.000 bibit cabai sebagai upaya mengurangi tingkat permintaan cabai di pasar. (Ant/Ahmad Wijaya)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: