PT Bank Negera Indonesia (Persero) Tbk wilayah Bali dan Nusa Tenggara menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit untuk meminimalkan kredit bermasalah dengan mempertimbangkan perkembangan usaha debitur.
Pemimpin Bisnis Banking BNI Kantor Wilayah Denpasar Pardi di Denpasar, Senin (23/1/2017), menjelaskan bahwa pertimbangan tersebut diambil mengingat kondisi ekonomi global dan nasional.
Selama 2016, bank BUMN itu telah menyalurkan kredit mencapai Rp8 triliun di tiga provinsi yakni Bali, NTB dan NTT.
Begitu juga dengan pergerakan suku bunga yang masih belum terjadi perubahan memasuki 2017.
Untuk kredit komersial sampai dengan Rp5 miliar suku bunga yang diberikan berada pada level 9,95 persen.
Suku bunga kredit sampai dengan Rp15 miliar pada level 13,5 persen dan kredit di atas Rp15 miliar sampai dengan Rp400 miliar berada pada level 12,75 persen.
"Besarnya bunga kredit tersebut masih dapat diturunkan lagi sepanjang rating risiko nasabah rendah," katanya.
Ia menerangkan untuk suku bunga 12,75 persen, bank tentu menerapkan sistem kehati-hatian dan melihat perkembangan usaha debitur serta tingkat risiko.
Bila itu terpenuhi dengan baik, bank bisa memberikan diskon atau suku bunga khusus, artinya suku bunga bisa diturunkan.
"Kriteria bagus dilihat dari analisis kredit tidak akan macet dalam jangka pendek, sisi aspek manajemen, pemasaran dan jaminan. Bila itu bagus akan dipertimbangkan oleh bank," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: