Cuaca buruk yang melanda perairan Kota Makassar selama sepekan terakhir berdampak pada kenaikan harga ikan. Penyebabnya, sebagian besar nelayan takut melaut sehingga pasokan ke tempat pelelangan ikan alias TPI menurun drastis.
"Cuaca ekstrem ini mengakibatkan harga ikan melonjak setidaknya 20 persen," kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Makassar, Arsyad, Senin (30/1/2017).
Berdasarkan pantauannya selama dua hari terakhir di TPI Makassar, Arsyad menyebut pasokan ikan menurun hingga 40 persen. Idealnya, pasokan ikan di TPI Makassar menembus 70 ton per hari. Namun, saat ini suplai ikan hanya berkisar 40-an ton per hari. Otomotis, penjual pun terpaksa menaikkan harga ikan mengingat permintaan dari masyarakat cukup tinggi.
Berdasarkan pantauan di TPI Makassar, ikan merah yang mulanya dijual Rp300 ribu per baskom melonjak menjadi sekitar Rp400 ribu. Lalu, ikan tongkol yang dulunya dijual Rp250 ribu per baskom dibanderol lebih dari Rp300 ribu per baskom, sedangkan ikan kembung yang dijual Rp450 ribu per baskom kini dijual hampir Rp600 ribu per baskom.
Arsyad menjelaskan kenaikan harga ikan di Makassar itu masih terbilang normal. Diprediksinya, kenaikan harga tersebut tidak akan bertahan lama. Bila puncak musim hujan berlalu maka pasokan ikan akan kembali normal.
"Kemungkinan pertengahan Februari, cuaca sudah mulai bersahabat dan nelayan akan kembali bergairah untuk melaut," ujarnya.
Salah seorang nelayan di sekitar Pantai Barombong, Makassar, Daeng Nambung (45), mengatakan pihaknya sudah lima hari tidak melaut karena cuaca buruk. Hari ini, mulanya dia ingin melaut, tapi niat itu kembali diurungkan setelah melihat langit tampak gelap.
"Gelombang ombak bisa sampai tiga meter. Kami juga pikirkan keselamatan," kata dia.
Daeng Nambung terpaksa menambatkan perahunya di pesisir sungai yang bermuara ke laut. Bersama sejumlah nelayan lain, Daeng Nambung memilih memperbaiki alat tangkap ikannya sembari menunggu cuaca membaik sebelum kembali melaut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Cahyo Prayogo