Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Kamis pagi (2/2/2017) bergerak melemah tipis sebesar enam poin menjadi Rp13.374, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.368 per dolar AS.
"Dolar AS naik tipis di tengah optimisme dari pidato Ketua The Fed Janet Yellen yang masih membuka peluang kenaikan suku bnga acuannya di masa depan," kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis. Ia menambahkan bahwa kenaikan dolar AS juga terbantu oleh data ISM manufacturing di Amerika Serikat yang naik ke 56 pada Januari 2017 dari 54,5 pada periode sebelumnya.
Di sisi lain, lanjut dia, inflasi Januari 2017 yang naik melebihi estimasi turut menahan laju rupiah, apalagi kondisi dolar AS di pasar global cenderung mengalami penguatan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi Januari 2017 mencapai 0,97 persen, dan tingkat inflasi tahun ke tahun (year on year) sebesar 3,49 persen. Kendati demikian, ia mengatakan bahwa laju dolar AS relatif masih terbatas menyusul adanya potensi intervensi dari pemerintah Amerika Serikat untuk memanipulasi kurs.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa laju mata uang rupiah mengalami pelemahan seiring dengan sebagian pelaku pasar uang yang memanfaatkan untuk aksi ambil untung mengingat mata uang domestik telah mengalami penguatan terhadap dolar AS dalam beberapa hari terakhir ini. "Namun demikian, tetap kami harapkan agar pelemahan tersebut dapat lebih terbatas agar tidak membentuk tren pelemahan lebih dalam," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto