Kredit Foto: Nytimes.com
Presiden Donald Trump menunjuk hakim pengadilan banding federal Colorado, Neil Gorsuch, sebagai calon hakim Mahkamah Agung Amerika Serikat.
?
Jika nominasinya dikonfirmasi oleh Senat, pria berusia 49 tahun tersebut akan menempati posisi yang ditinggalkan oleh mendiang hakim Antonin Scalia. Ia diperkirakan akan mengembalikan mayoritas konservatif ke pengadilan tinggi.
?
Pemimpin Senat dari partai Demokrat mengatakan ia betul-betul meragukan pencalonan Hakim Gorsuch. Sebelumnya, Demokrat telah menyampaikan ancaman untuk menghadang kandidat yang terlihat terlalu konservatif.
?
Trump mengatakan Hakim Gorsuch memilki "kecerdasan yang luar biasa, dengan pendidikan hukum yang tak ada tandingannya, dan memiliki komitmen untuk menerjemahkan Konstitusi sesuai dengan naskahnya".
?
"Hakim Gorsuch memiliki kemampuan hukum yang luar biasa, pikiran yang brilian, sangat disiplin, dan memiliki dukungan bipartisan," kata Trump, seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Jumat (3/2/2017).
?
Hakim Gorsuch terpilih dari daftar pilihan 21 orang, yang Trump sampaikan ke publik dalam kampanye pemilu.
?
Jika disetujui, pencalonannya akan mengembalikan mayoritas konservatif 5 banding 4 dalam komposisi sembilan kursi di pengadilan tinggi.
?
Gorsuch merupakan hakim Mahkamah Agung termuda yang terpilih dalam seperempat abad terakhir, dia diperkirakan tidak akan mempertanyakan keputusan kasus yang menjadi sorotan seperti aborsi dan pernikahan gay.
?
Nominasinya diperkirakan akan menimbulkan pertikaian di Senat. Mantan Presiden Barack Obama telah mencalonkan Hakim Merrick Garland setelah kematian Hakim Scalia, tetapi Republikan menolak untuk membahas pilihan dengan alasan karena terlalu dekat dengan pemilu.
?
Kegagalan untuk memajukan pilihan obama itu telah membuat Demokrat sakit hati, dan mengklaim calon mereka telah "dicuri", dan banyak yang bersumpah untuk melakukan taktik yang sama untuk menghadang pilihan Trump.
?
Meski calon lolos dari Komite Kehakiman Senat, ia masih harus menghadapi tantangan ketika dalam pemungutan suara akhir.
?
Demokrat mungkin akan mencegah pemungutan suara kedua, dengan upaya menggagalkan penetapan undang-undang dengan tujuan mencegah perolehan 60 suara yang dibutuhkan Trump untuk mengajukan nominasi itu. Republikan hanya memiliki 52 kursi di senat, mereka mungkin harus mengubah aturan Senat dengan tujuan untuk menyetujui calon yang diajukan Trump.
?
Sementara itu, protes terhadap pilihan Trump digelar di luar Mahkamah Agung menyusul pengumuman tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Sucipto
Tag Terkait: