Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Siapkan 'Generasi Baru Teroris', ISIS Rekrut Pengungsi Anak

        Siapkan 'Generasi Baru Teroris', ISIS Rekrut Pengungsi Anak Kredit Foto: Reuters/Stringer
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kelompok-kelompok teror seperti ISIS merekrut pengungsi anak yang tak punya pendamping orang dewasa di zona-zona konflik dengan membiayai perjalanan mereka untuk masuk ke Eropa, kata lembaga kajian di Inggris.

        Menurut lembaga Quilliam Foundation, yang banyak melakukan kajian tentang ekstremisme, kelompok seperti ISIS membayar para penyelundup untuk memasukkan anak-anak yang sudah direkrut masuk ke Eropa. Laporan yang diterbitkan Quilliam Foundation menyebutkan kelompok-kelompok seperti ISIS aktif di kamp-kamp pengungsi di sejumlah negara.

        Sebelumnya, pejabat keamanan Amerika Serikat mengatakan ISIS diyakini menyediakan aplikasi dan material lain bagi anak-anak dengan maksud "menyiapkan generasi baru teroris".

        Para peneliti Quilliam Foundation mengatakan bahwa ketika anak-anak berusia di bawah 18 tahun tiba di Inggris, ratusan di antaranya hilang dari sistem resmi yang mestinya menampung dan merawat mereka. Mereka membagikan makanan dan mencoba "membeli kesetiaan" anak-anak muda yang putus harapan dengan cara membiayai perjalanan mereka ke Eropa.

        "Anak-anak dan remaja yang diindoktrinasi dan direkrut oleh ISIS adalah sumber daya yang penting (bagi kelompok-kelompok esktrem)," kata laporan Quilliam Foundation seperti dikutip dari laman DailyMail di Jakarta, Rabu (8/2/2017).

        Ada beberapa faktor yang membuat mereka tak berada di institusi pemerintah, mulai dari kabur karena khawatir tak mendapat suaka, menjadi korban penculikan, hingga jatuh ke tangan kelompok-kelompok yang ingin mengeksploitasi, baik secara seksual maupun ekonomi.

        Data yang dikumpulkan para peneliti pada 2015 memperlihatkan lebih dari 340 anak menghilang antara periode Januari hingga September, sementara pada September hingga akhir 2015 tercatat 132 anak tak diketahui keberadaannya.

        Persoalan ini sudah masuk dalam agenda pembahasan pemerintah Inggris dan rencananya Mei nanti akan diumumkan solusi untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya adalah dengan memperbanyak akomodasi atau keluarga yang bersedia menampung dan mengadopsi mereka.

        Dengan langkah-langkah seperti ini diharapkan jumlah anak tanpa pendamping orang dewasa yang hilang dari sistem resmi akan jauh berkurang.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Gregor Samsa
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: