Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pola Pengembangan SDM Torajamelo

        Pola Pengembangan SDM Torajamelo Kredit Foto: Ning Rahayu
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sebagai sebuah usaha sosial yang gigih melestarikan budaya menenun khas Indonesia, Torajamelo mengaku selalu tegas dalam mencari dan membentuk sumber daya manusia (SDM) yang dapat bersinergi dengan perusahaan. Hal tersebut dimaksudkan untuk mencapai kualitas kerja yang maksimal serta dapat membantu pengembangan sekaligus memajukan Torajamelo.

        Sebagaimana perusahaan pada umumnya, setiap karyawan yang bekerja di Torajamelo harus dapat mengikuti berbagai prosedur kerja yang sudah ditetapkan perusahaan. Uniknya, Torajamelo memiliki rutinitas kerja rolling job bagi semua karyawan. Setiap karyawan akan kedapatan tugas secara bergilir dan dituntut untuk sanggup terjun langsung ke lapangan, yaitu perkampungan yang menjadi lokasi para penenun melakukan aktivitas produksi.

        Padahal, untuk dapat sampai ke perkampungan penenun, karyawan Torajamelo harus menempuh perjalanan yang tidak ringan karena lokasi produksi merupakan daerah pegunungan. Di samping itu, karyawan juga akan menggunakan mobil truk terbuka sebagai kendaraan menuju kampung penenun.

        Menurut Founder dan CEO Torajamelo Dinny Jusuf, sistem kerja bergilir tersebut dimaksudkan agar semua karyawan yang bekerja dapat menguasai berbagai pengetahuan tentang Torajamelo sehingga lebih mudah dan total dalam menjelaskan kepada customer. Sebab, bagi Dinny, Torajamelo bukan hanya bergerak untuk berjualan, tetapi ada nilai sosial dan berbagai pengetahuan tentang kebudayaan Indonesia yang harus disampaikan ke masyarakat Indonesia.

        Keseriusan Dinny dalam memperjuangkan bisnis sosial dibuktikan ketika dirinya memutus hubungan kerja dengan salah seorang karyawan Torajamelo. Menurut Dinny, karyawan tersebut tidak sanggup bekerja dengan kapasitas lebih dari karyawan, yaitu menjadi seorang yang juga turut berjuang menjaga pengetahuan sosial yang harus terus meregenerasi.

        "Sempat memutuskan seorang karyawan yang memang tidak bisa bekerja, panas-panasan, duduk di truk terbuka, yang tidak bisa menerangkan bahwa kita ini bukan jualan tas. Kemudian orang-orang di sini juga tidak mengharapkan saya untuk mencari orang baru, jika tidak bisa bekerja keras," ucap Dinny kepada Warta Ekonomi di Jakarta, beberapa waktu lalu.

        Berkaitan dengan rekrutmen, Dinny mengaku tidak pernah memasang iklan untuk mencari pekerja. Namun jika ada pelamar di perusahaannya, Dinny dan Nina, adiknya akan selektif dalam memilih karyawan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ning Rahayu
        Editor: Sucipto

        Bagikan Artikel: