Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bank Victoria Incar Pertumbuhan Laba Bersih 40%

        Bank Victoria Incar Pertumbuhan Laba Bersih 40% Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Bank Victoria Tbk (BVIC) pada tahun ini menargetkan pertumbuhan laba bersih di kisaran 30% hingga 40% atau sekitar Rp133,9 miliar hingga Rp144,2 miliar. Proyeksi ini berbanding terbalik dengan realisasi laba bersih perseroan di tahun 2016 yang justru mengalami penyusutan sebesar 24,8%.

        Mengacu pada laporan bulanan Desember 2016, Bank Victoria hanya mampu meraup laba bersih sebesar Rp103,13 miliar. Bandingkan dengan perolehan laba bersih berdasarkan laporan bulanan 2015 lalu di mana perseroan masih sanggup mengantongi keuntungan sebesar Rp137,73 miliar.

        Presiden Direktur Bank Victoria Daniel Budirahayu mengatakan peningkatan laba bersih akan sejalan dengan peningkatan jumlah kredit dan juga jumlah fee based income. Sepanjang tahun ini perseroan menargetkan volume kredit dapat bertumbuh sekitar 13%. Sementara pada tahun lalu emiten berkode saham BVIC ini berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp13,32 triliun. Artinya, hingga akhir tahun ini Bank Victoria menargetkan volume kredit sekitar Rp15,05 triliun.

        "Selama ini pendapatan kita didominasi oleh loan credit. Nanti akan ada tambahan dari fee based income, kita targetkan dapat tumbuh sekitar 8% hingga 10%," katanya di Jakarta, Kamis (23/2/2017).

        Lebih lanjut, dirinya mengatakan untuk menggenjot fee based income, perseroan bakal mengembangkan sistem informasi teknologi (IT) untuk dapat mengakuisisi nasabah baru tanpa harus datang ke kantor cabang.

        Perseroan menargetkan dapat menambah jumlah nasabah baru lebih dari 300 ribu nasabah pada tahun ini. Hingga akhir tahun lalu jumlah nasabah Bank Victoria mencapai Rp70 ribu, ditargetkan hingga akhir tahun ini jumlah nasabah akan menembus angka 100 ribu.

        "Tahun ini belanja modal untuk IT naik 30% hingga 40% dari tahun lalu. Dananya untuk pengembangan internet dan mobile banking," tambah Daniel.

        Di samping itu, perseroan juga bakal menggenjot bisnis trade finance dan wealth management sebagai salah satu strategi mencapai pertumbuhan fee based income.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Gito Adiputro Wiratno
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: