Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Awal Tahun, Aset Perbankan Sulsel Tembus Rp125,82 Triliun

        Awal Tahun, Aset Perbankan Sulsel Tembus Rp125,82 Triliun Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
        Warta Ekonomi, Makassar -

        Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel Wiwiek Sisto Widayat mengungkapkan kinerja perbankan di wilayahnya mengalami peningkatan pada Januari 2017. Tren kinerja perbankan terus meningkat dengan didukung pengelolaan risiko yang baik. Hal tersebut terlihat dari total aset perbankan Sulsel yang menembus Rp 125,82 triliun pada awal tahun ini.

        "Secara umum, kinerja perbankan di Sulsel pada Januari 2017 relatif baik sehingga fungsi intermediasi berjalan dengan baik. Total aset perbankan pada awal tahun ini tumbuh 9,12 persen (yoy) atau sebesar Rp125,82 triliun," kata Wiwiek, saat merilis kinerja perbankan dan inflasi Sulsel di Kantor Perwakilan BI Sulsel, Kota Makassar, Jalan Jenderal Sudirman, Selasa (2/3/2017).

        Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perbankan Sulsel hingga Januari 2017, Wiwiek mengimbuhkan tumbuh 7,16 persen (yoy) atau sebesar Rp82,12 triliun. Pertumbuhan DPK didorong oleh pertumbuhan deposito 8,35 persen (yoy), disusul tabungan 7,28 persen (yoy) dan giro 3,94 persen (yoy).

        Pertumbuhan positif, lanjut Wiwiek juga dicatatkan penyaluran kredit perbankan yang mencapai Rp102,64 triliun atau naik 9,74 persen (yoy). Pertumbuhan kredit di Sulsel bahkan melampui nasional yang hanya mencatat 8,17 persen (yoy). Wiwiek menerangkan pertumbuhan kredit tertinggi dicatatkan oleh kredit konsumsi sebesar 15,67 persen (yoy), diikuti kredit modal kerja 10,93 persen (yoy).

        "Untuk penyaluran kredit, di saat kredit konsumsi dan kredit modal kerja bertumbuh, kredit investasi malah mengalami kontraksi sebesar -3,23 persen (yoy). Hal tersebut lebih disebabkan penurunan kredit investasi pada lapangan usaha kontruksi -44,15 persen (yoy), khususnya kontruksi perumahan besar, menegah dan mewah," jelas Wiwiek.

        Wiwiek melanjutkan masih seperti data periode sebelumnya, porsi penyaluran kredit terpusat di Kota Makassar. Penyaluran kredit di Kota Daeng mencapai 65,51 persen. Adapun kabupaten/kota lain hanya berbagi dengan porsi yang terbilang kecil. Di belakang Makassar, tercatat Kota Parepare dan Kota Palopo dengan porsi penyaluran masing-masing sebesar 4,93 persen dan 3,34 persen.

        Selanjutnya, intermediasi perbankan Sulsel pada awal 2017 yang mengalami peningkatan didorong oleh pengelolaan risiko yang baik. Hal itu tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) yang meningkat dari 122,05 persen menjadi 124,99 persen dari Januari 2016. Pemicunya didorong faktor seasonal, dimana penyaluran kredit yang meningkat pada akhir tahun.

        Menurut Wiwiek, LDR yang tercatat tinggi mengindikasikan Sulsel menjadi salah satu tujuan utama penyaluran kredit oleh perbankan. Peningkatan fungsi intermediasi, lanjut dia, juga diikuti pengelolaan risiko yang lebih baik. BI mencatat rasio Non Permorfing Loans (NPL) berada di bawah batas maksimal 5 persen. "Rasio NPL Sulsel pada Januari 2017 tercatat 2,47 persen, membaik dibandingkan Januari 2016 sebesar 3,49 persen," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Yari Kurniawan
        Editor: Sucipto

        Bagikan Artikel: