PT Sompo Insurance Indonesia (Sompo Indonesia) akan meluncurkan produk baru, yakni asuransi tani guna memproteksi para petani dari ancaman gagal panen. Produk barunya tersebut sejalan dengan program pemerintah, yaitu Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang bertujuan untuk mendorong kesejahteraan petani.
Direktur PT Sompo Insurance Indonesia Ismoyo Sudandrio mengatakan, sejauh ini produk asuransi tani milik Sompo Insurance sudah berjalan di beberapa negara, salah satunya di Thailand. Untuk di Indonesia, saat ini pihaknya tengah mempersiapkan untuk me-launching produk asuransi tani tersebut.
"Kita kan masuk ke produk baru, mungkin sedikit bergeser tapi presentasi akan relatif sama. Ini sebenarnya produk dari Sompo Global, Jepang. Mereka sudah jalankan di Thailand dan lain-lain. Indonesia kan belum ada," ujar Ismoyo, di Jakarta, Kamis (16/3/2017).
Dia menjelaskan, dalam mengeluarkan produk tersebut, pihaknya akan menggandeng sejumlah kementerian dan lembaga. Misalnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), otoritas yang dapat mendeteksi cuaca, dan Kementerian Pertanian (Kementan).
"Kita lebih ke micro insurance. Kita bekerja sama dengan BMKG berapa index hujan di situ, kalau sampai melewati batas tertentu. Walaupun kita tidak melihat, kalau curahnya tinggi walaupun berhasil itu kami bayarkan klaim," ucapnya.
Di tempat yang sama, Presiden Direktur PT Sompo Insurance Indonesia, Daniel Neo menambahkan, produk asuransi tani yang akan dikeluarkan itu ditargetkan segera launching pada pertengahan tahun ini. Diharapkan, dengan produk ini kedaulatan pangan nasional dapat terealisasi.
"Kita akan keluarkan produk di pertengahan tahun produk asuransi untuk petani. Kami akan bekerja sama dengan BMKG dan Kementerian Pertanian," paparnya.
Asuransi tani untuk mendorong kesejahteraan petani, yang diperlukan untuk perlindungan terhadap risiko yang biasa dihadapi petani seperti perubahan iklim yang menyebabkan banjir, kekeringan, dan serangan hama. Maka dari itu, program AUTP diharapkan mampu memitigasi risiko agar daya saing usaha petani menjadi semakin baik.
Realisasi pada 2015, penerapan AUTP pada lahan seluas 233.499,55 hektar dengan premi Rp42.029 miliar, total klaim mencapai Rp21,7 miliar. Sedangkan pada Agustus 2016, seluas 307.217,25 hektar lahan dengan total premi Rp55,29 miliar dan total klaim Rp7,8 miliar.
Kementerian Pertanian mencatat, dalam kurun waktu kurang dari setahun, lahan petani yang daftar program AUTP dengan pola subsidi sudah sebanyak 500 ribu hektar sawah. Sementara petani yang telah ikut program ini sebanyak satu juta di 22 provinsi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Dewi Ispurwanti