Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengeluarkan peringatan dini bagi masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk mewaspadai dampak hujan lebat disertai angin kencang dan petir, yaitu banjir, tanah longor serta gelombang tinggi.
"Sejak hari ini hingga beberapa hari ke depan potensi hujan sedang-lebat disertai kilat/petir berpeluang besar terjadi di Kalabahi, Kefamenanu, Betun, Soe, Oelamasi, Weetabula, Labuan Bajo, Ruteng, Mbay, Ende, Maumere, Larantuka, dan Lewoleba," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Bambang Setiaji, di Kupang, Minggu (2/4/2017).
Menurutnya, pada 2 April 2017 diperkirakan masih terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir di wilayah Kecamatan Waeget, Kecamatan Mapitara, Kecamatan Hewokluan, Kecamatan Kawepante, dan di Kecamatan Alok Timur, Kecamatan Alok serta Kecamatan Kangae Kabupaten Sikka.
Selanjutnya pada tanggal 3 April 2017 pukul 08.00 WITA masih berptensi terjadi hujan dan angin kencang dengan intensitas sedang/lebat di Passabe, Weoe, Noemuti, Niki Niki, Kapan, Soe, Ponbaun, Kolbano, Oetune, Taemaman, Naifalo, Camplong, Barate, Oeao, Naktuka, Baun, tuakdale, Akle, Pulau Rote Ndao, dan diperkirakan akan meluas ke Pulau Sabu Raijua.
Selain itu, kata dia lagi, pada tanggal 4 April 2017 pukul 04.35 WITA akan terjadi hujan intensitas sedang, lebat di Pantai Macassar wilayah Kolbano, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Weoeo Kabupaten Malaka, Fefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Passaeb batas wilayah Distrik Ambenu-Oecusse Timor Leste, Noemuti TTU, Niki Niki dan Kapan, Soe, Oetune di Kabupaten TTS Tuakau, Taemaman, Naifalo, Camplong, Barate, Oesao, Naktuka, Baun, Kabupaten Kupang, Tenau, Kota Kupang.
Ia mengatakan dampak yang rawan terjadi dalam kondiis iklim hujan ekstrem seperti saat adanya banjir bandang, tanah longsor, dan pohon tumbang yang sering tidak diwaspadai oleh warga setempat, terutama yang melakukan perjalanan melintasi lokasi-lokasi tersebut.
"Bagi pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan dan masyarakat di wilayah pesisir diimbau untuk mewaspadai potensi gelombang laut tinggi, dengan ketinggian antara 2,5 hingga 4,0 meter di perairan selatan Banten hingga Jawa Barat, Samudra Hindia Barat, Bengkulu hingga selatan Jawa Timur, Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat," katanya pula.
Khusus untuk gelombang tinggi di wilayah perairan NTT yang diperkirakan dipicu oleh adanya pola garis angin siklonik (bukan terjadi siklon) di wilayah tersebut.
Biasanya, pola garis ini terbentuk karena adanya daerah tekanan rendah di wilayah tersebut, katanya menjelaskan.
"Kondisi pola angin siklonik mempengaruhi cuaca wilayah sekitarnya seperti peringatan curah hujan dan peningkatan kecepatan angin," katanya lagi.
Artinya, situasi itu terjadi karena adanya kecepatan angin yang meningkat, sehingga menyebabkan peningkatan tinggi gelombang. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: