Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berharap atlet Indonesia yang dikirimkan ke Islamic Solidarity Games (ISG) 2017 di Baku, Azerbaijan, 8-22 Mei bersinar dan mampu membawa kontingen Merah Putih berada di papan atas.
"Sasaran kami bisa berada di peringkat dua," kata Sesmenpora Gatot S Dewa Broto di media center Kemenpora, Jakarta, Rabu (5/4/2017).
Apa yang diharapkan pemerintah ini memang bukan tanpa alasan karena pada kejuaraan solidaritas negara-negara Islam sebelumnya, Indonesia yang saat itu menjadi tuan rumah sukses menjadi juara umum dengan pencapaian 36 medali emas, 35 perak dan 34 perunggu.
Namun, kondisi saat ini berbeda dengan sebelumnya. Persiapan yang dilakukan terbilang kurang maksimal karena Indonesia juga dihadapkan dengan SEA Games 2017 Malaysia hingga persiapan untuk menghadapi Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang.
Pada ISG ke-4 ini, Indonesia bakal turun di 13 dari 20 cabang olahraga yang dipertandingkan yang di antaranya adalah menembak, taekwondo, polo air, selam, wushu, judo, senam, angkat besi, renang, atletik dan paraatletik.
Yang saat ini menjadi sorotan adalah sepak bola. Indonesia pada ISG di Azerbaijan ini hanya menjadi tim cadangan. Padahal pada kejuaraan yang sama sebelumnya, timnas Indonesia merupakan runner up kejuaraan solidaritas negara-negara Islam itu.
Terkait sepak bola, Gatot menjelaskan jika pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pucuk pimpinan Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Pihaknya berharap KOI segera membuat keputusan supaya PSSI dalam hal ini timnas Indonesia tidak menunggu kepastian terlalu lama.
"Di Prima tidak mengenal tim cadangan. Cabang olahraga yang jelas dikirim yang bakal dibiayai pemerintah. Kecuali KOI atau PSSI akan menanggung biaya sendiri untuk sepak bola," katanya menambahkan.
Pihak penyelenggara telah menetapkan delapan negara yang bakal bersaing di cabang olahraga sepak bola yaitu tuan rumah Azerbaijan, Oman, Aljazair, Arab Saudi, Turki, Kamerun, Maroko dan Palestina.
Terkait dengan anggaran, Gatot menjelaskan pemerintah telah menyiapkan dana Rp10 miliar. Dana tersebut ditetapkan tanpa sebelum penetapan berapa cabang olahraga yang bakal dikirim dan akan digunakan untuk tranportasi, akomodasi dan uang saku.
Untuk jumlah atlet yang bakal dikirim tanpa pemain sepak bola sebanyak 104 orang. Jumlah ini menurun cukup jauh dibandingkan dari keterangan pihak KOI sebelumnya yaitu bakal mengirim 140 atlet. Saat ini, persiapan atlet telah dilakukan Satlak Prima. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait: