Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jimly Anjurkan Demo Dilakukan Hanya Sekali

        Jimly Anjurkan Demo Dilakukan Hanya Sekali Kredit Foto: Ferry Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Guru Besar Ilmu Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia Jimly Asshiddiqie menganjurkan berbagai pihak yang ingin menggelar demonstrasi agar hanya melakukannya sekali karena aspirasinya telah tersampaikan.

        "Memang freedom of expression (kebebasan berekspresi), tetapi cukup sekali. Saya anjurkan kalau mau demo cukup sekali, tujuannya aspirasi dilihat orang," ujar dia dalam seminar bertajuk "Indonesia di Persimpangan Negara Pancasila dan Negara Agama" di Jakarta, Sabtu (8/4/2017).

        Unjuk rasa yang dilakukan berkali-kali dengan isu serupa, menurut dia justru akan berbalik bersifat merusak. Meskipun sudah menjadi model demokrasi dunia, proses demokrasi di Tanah Air yang sedang berjalan masih berkualitas rendah, khususnya dari segi integritas.

        Ia berpendapat kini merupakan momentum mengevaluasi menyeluruh dan menemukan solusi untuk masalah itu. Jimly mengatakan tidak hanya sudut pandang benar-salah atau halal-haram, perspektif etika juga harus diterapkan agar interaksi antaragama dapat terbangun.

        Ia menilai kemajuan peradaban bangsa dihitung dari tradisi beretika, termasuk integritas dalam berorganisasi. "Etika saatnya dipopulerkan karena tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan perspektif salah benar. Kalau agama hanya melihat benar salah beragama baru separuh," tutur dia.

        Ada pun umat muslim kembali turun ke jalan dalam demo aksi 313 pada 31 Maret 2017. Bentuk penyampaian pendapat yang disebut Aksi Bela Islam itu telah dilakukan beberapa kali sejak dimulai pada 14 Oktober 2016 yang dikomandoi oleh Habib Rizieq Syihab dari Forum Pembela Islam (FPI). (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Dewi Ispurwanti

        Bagikan Artikel: