Wakil Sekretaris Jenderal?DPP Real Estate Indonesia Tomi Wistan mengatakan bahwa empat tahun belakangan ini perkembangan bisnis?properti masih menurun. Penurunan ini disebabkan banyak hal, yakni peraturan pemerintah, infrastruktur, dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
"Untuk komersil memang masih menurun dari empat tahun yang lalu dan hingga triwulan dua ini masih belum jelas perkembangan untuk perumahan komersil," katanya di Medan, Rabu (12/4/2017).
Dikatakannya, penurunan sektor properti tipe komersil disebabkan perkembangan sektor?MBR di masyarakat.
"Saat ini masyarakat khususnya Sumut banyak yang membeli tipe MBR karena penghasilan perbulan hanya dapat membeli tipe menengah ke bawah," ujarnya.
Selain itu, katanya, harga properti tipe MBR masih dapat terjangkau oleh masyarakat, sedangkan komersil masih dinilai cukup tinggi. "Kendala lain ialah bahan bahan properti masih mahal, banyak yang masih dibeli dengan impor. Belum lagi harga tanah juga mahal," katanya.
Selain harga bahan bangunan dan tanah yang mahal, pemerintah juga masih sangat sedikit mendukung pengembang yang akan membangun tipe komersil. Pemerintah, katanya, masih setengah-setengah mendorong pengembangan yang membangun tipe komersil.
"Kita harapkan agar pemerintah daerah dapat mendukung sepenuh hati dalam peningkatan pembangunan ini. Selama ini jalan menuju pembangunan masih sangat minim untuk dilewati," ujarnya.
Dikatakannya, antara pemerintah, masyarakat yang akan menjual tanah, dan pengembang perlu saling sinergi agar Sumut dapat dijadikan sebagai?daerah dengan pemukiman yang baik. "Jika masyarakat mau menjual tanahnya sesuai harga yang sepantasnya dan pemerintah juga dapat menerbitkan surat izin dengan cepat maka pengembang tipe komersil saya rasa akan dapat bertahan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: