Asia Pulo and Papper (APP) mensosialisasikan energi baru terbarukan berupa penggunaan getah dan kulit kayu tanaman industri yang diterapkan pada unit industri di Sumatra Selatan.
"Di OKI Pulp (unit industri) kami menggunakan sistem baru yang namanya bark gasification yang menggunakan excess kulit kayu yang dihasilkan industri untuk membangkitkan energi," kata Wakil Direktur PT OKI Pulp & Paper, Gadang Hartawan melalui keterangan tertulisnya kepada Antara di Jakarta, Jumat (14/4/2017).
Pabrik kertas tersebut memanfaatkan getah kayu tanaman industri sebagai bahan baku pembangkit listrik atau recovery boiler yang berkapasitas mencapai 12.000 TDS (ton padatan kering) per hari atau 2.030 ton uap per jam.
Getah kayu dikentalkan melalui proses penguapan hingga 80 persen padat untuk kemudian dibakar di recovery boiler. Energi panas yang dihasilkan kemudian digunakan untuk mendidihkan air dan menciptakan uap air bertekanan tinggi yang disalurkan ke turbin dan sumbu generator untuk menghasilkan listrik.
Di sisi lain ada posisi di industri pulp yang masih kerap menggunakan energi fosil, yaitu pada pembakaran kapur di lime kiln. Kehadiran teknologi ini akan mengurangi kebutuhan penggunaan minyak dan gas dalam "kiln" kapur hingga 80 persen serta menggunakan kulit kayu dari pohon sebagai biofuel.
Teknologi recovery boiler dan bark gasification pada pabrik OKI Pulp and Paper tersebut mampu menghasilkan sekitar 750 megawatt listrik, murni dari energi terbarukan. Selain mensosialisasikan energi baru terbarukan, APP Sinar Mas juga memamerkan sistem Manajemen Penanggulangan Kebakaran Terintegrasi atau Integrated Fire Management (IFM) dalam upaya pencegahan karhutla.
Melalui sistem deteksi dini yang terpusat pada situation room centre yang juga diperlihatkan di salah satu ajang pameran dijelaskan dapat mengintegrasikan data dari berbagai sumber, baik data eksternal maupun data internal di lapangan, untuk mendeteksi apakah titik panas yang terdeteksi merupakan titik api.
Kegiatan lain yang diselenggarakan, APP Sinar Mas juga mensosialisasikan program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang berupaya meningkatkan ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar konsesi pemasok melalui program yang berbasis wanatani (agroforestry) sekaligus tetap menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
Sampai dengan akhir tahun 2016 telah terimplementasikan program DMPA pada 66 desa, dimana target sampai dengan 2020 terealisasi di 500 desa yang tersebar di lima provinsi (Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur).
Acara yang diikuti APP di JCC Senayan dibuka oleh Menteri LHK Siti Nurbaya, Indogreen Environment & Forestry Expo yang diselenggarakan dari tanggal 13 hingga 16 April 2017 merupakan pameran lingkungan dan kehutanan terbesar di Indonesia yang diadakan setiap tahun sejak 2009 oleh KLHK sebagai ajang bagi perwakilan multisektor untuk menunjukkan komitmen mereka dalam mendukung pelestarian lingkungan hidup Indonesia. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Dewi Ispurwanti