Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rumah.com: Apartemen di Singapura Masih Jadi Incaran Investor Indonesia

        Rumah.com: Apartemen di Singapura Masih Jadi Incaran Investor Indonesia Kredit Foto: Cahyo Prayogo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Apartemen di Singapura masih menjadi incaran utama para investor properti dari Indonesia, kata salah satu hasil survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index.

        "Survei itu juga mengungkapkan bahwa untuk kategori rumah, para investor properti Indonesia menempatkan Australia sebagai pilihan utama," kata Country Manager Rumah.com, Wasudewan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (16/4/2017).

        Menurut hasil survei tersebut alasan utama mereka membeli properti di luar negeri karena potensi meraih keuntungan yang lebih baik.

        Rumah.com Property Affordability Sentiment Index merupakan survei tahunan yang dilakukan oleh Rumah.com bekerja sama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura, dengan total 1.030 responden pada November-Desember 2016.

        Wasudewan menjelaskan bahwa dengan infrastruktur dan stabilitas keamanan yang baik, tidak mengherankan jika Singapura menjadi pilihan para investor dari Indonesia maupun negara lain di sekitarnya karena hal itu juga memengaruhi kualitas gaya hidup masyarakatnya, termasuk para ekspatriat yang menyewa berbagai hunian di Singapura.

        "Singapura juga memiliki akses transportasi yang bagus untuk menghubungkan warganya secara lokal maupun internasional. Ini pula yang menyebabkan Singapura diganjar penghargaan sebagai Lokasi Terbaik di Asia Pilihan Ekspatriat dan peringkat 25 secara global dari survey Quality of Living yang digelar Mercer awal tahun ini," kata Wasudewan.

        Hasil survei ini sejalan dengan data dari Cushman & Wakefield, perusahaan konsultan properti internasional yang menyebutkan bahwa pada semester I-2016, orang Indonesia membeli 189 properti dari berbagai kategori di Singapura, sebuah peningkatan lebih dari 23 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara pembelian dari warga negara China dan Malaysia mengalami penurunan pada kuartal II- 2016, transaksi dari warga negara Indonesia justru naik sebesar 19 persen pada periode yang sama.

        Sementara menurut perusahaan properti Propnex Realty Pte, dikutip dari PropertyGuru.com.sg, yang menangani penjualan kondominium mewah OUE Twin Peaks di kawasan Orchard Road, Singapura, pengembang kondominium tersebut telah menjual hampir separuh dari penjualan tahap pertama sejumlah 86 unit dengan kisaran harga empat juta dolar Singapura dan orang Indonesia menjadi pembeli utama dari luar Singapura.

        Ia menyebutkan, pembelian properti di luar negeri semakin marak, karena teknologi telah membuat proses penemuan investasi properti semakin mudah. Pembelian properti adalah salah satu keputusan penting, baik untuk kebutuhan dasar maupun investasi.

        "Karena itu, Rumah.com menyediakan berbagai fasilitas untuk membuat pencari hunian sangat yakin dalam mengambil keputusan," katanya.

        Dia menambahkan, salah satu inovasi Rumah.com adalah fasilitas tur tiga Dimensi Matterport, sehingga konsumen dapat menjelajahi seluruh isi rumah maupun apartemen melalui smartphone atau komputer tanpa harus datang ke lokasi.

        "Review properti kami juga salah satu fitur yang sangat diandalkan pencari hunian di Indonesia, karena menampilkan review lengkap dan mendalam, seperti sekolah favorit, rumah sakit unggulan hingga pilihan transportasi yang tersedia," pungkas Wasudewan.

        Berikut ini alasan orang Indonesia membeli properti di luar negeri, dengan persentase masing-masing yakni, menawarkan keuntungan lebih besar sebesar 76 persen, 67 persen hasil sewa lebih tinggi, 37 persen untuk bekal masa pensiun, 35 persen merupakan negara asal bagi keluarga saya, dan 35 persen rencana pendidikan bagi anak.

        Selain itu, 34 persen untuk alasan lingkungan yang lebih baik, 30 persen perlindungan terhadap inflasi dan 28 persen terhindar risiko depresiasi mata uang. (CP/Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: