Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        NPF Tinggi, BNI Syariah Tambah Pencadangan

        NPF Tinggi, BNI Syariah Tambah Pencadangan Kredit Foto: Warta Ekonomi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah) menganggarkan dana sebesar Rp50 miliar dari laba bersih di kuartal pertama tahun ini untuk pencadangan. Dengan adanya pencadangan tersebut, laba bersih perseroan di tiga bulan pertama tahun ini menjadi Rp77,6 miliar, meningkat 3,3 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp75 miliar.

        Hal ini diungkapkan oleh Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo di Jakarta, Kamis (20/4/2017).

        Menurutnya, penambahan pencadangan ini untuk mengantisipasi?biaya tidak terduga dan di luar rencana perusahaan terutama karena tingginya kredit bermasalah (NPF) yang mencapai 3,16 persen. Adapun, dengan penambahan tersebut jumlah pencadangan perseroan menjadi Rp140 miliar.

        "Pencadangan ini dilakukan kita harus prudent?atau untuk jaga-jaga biaya yang tidak terduga atau di luar rencana kita. Apalagi hingga Maret NPF kita mencapai 3,16 persen, semakin tinggi NPF maka semakin tinggi juga pencadangan," ucapnya.

        Selain itu, perseroan tahun ini juga memperoleh suntikan dana dari PT Bank Negara Indonesia (BNI) sebesar Rp500 miliar yang akan digunakan untuk menambah modal (CAR) BNI Syariah menjadi 18 persen. Dengan tambahan modal ini, BNI Syariah akan bisa melakukan ekspansi bisnis dan menambah pembiayaan serta akan juga akan meningkatnya risiko pasar.

        "Sebenarnya kita berharap dapat suntikan dana sebesar Rp500 miliar hingga Rp1 triliun. Namun kalau diberikan Rp500 miliar maka akan menambah CAR BNI Syariah sebesar 4 persen menjadi 18 persen," jelasnya.

        Ia pun menuturkan, untuk pembiayaan yang disalurkan BNI Syariah mencapai Rp21,26 triliun, dari pembiayaan ini pembiayaan konsumtif mencapai 56,1 persen; untuk pembiayaan produktif/SME mencapai 21,07 persen; pembiayaan komersial mencapai 17,73 persen; pembiayaan mikro sebesar 3,6 persen; pembiayaan kartu hasanah mencapai 1,59 persen; dan untuk pembiayaan konsumtif, sekitar 85 persen untuk griya iB hasanah.

        Adapun dana pihak ketiga (DPK) meningkat 23,38 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp4,89 triliun. Dengan rasio tabungan dan giro mencapai 47,39 persen. Di mana, aset BNI pada kuartal I tahun 2017 mencapai Rp29,86 triliun atau meningkat 21,01 persen dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp24,68 triliun.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: