Nilai impor nonmigas Banten pada Februari 2017 terbesar berasal dari Australia yang mencapai 109,48 juta dolar AS, diikuti Singapura 104,21 juta dolar AS, dan negara-negara ASEAN mencapai 173,43 juta dolar AS.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Kamis (27/4/2017), mengatakan tingginya impor Banten dari negara kangguru itu karena masih membutuhkan bahan baku impor untuk keperluan industri.
Impor nonmigas dari duabelas negara asal barang impor nonmigas pada Februari 2017 naik 25,91 persen atau sebesar 121,12 juta dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya. Sebaliknya nilai impor nonmigas dari negara lainnya mengalami penurunan 37,54 juta dolar AS atau 34,71 persen.
Tujuh dari duabelas negara pemasok utama mengalami peningkatan impor nonmigas pada Februari 2017, kecuali Malaysia, Rusia, Tiongkok, Arab Saudi dan Brazil yang justru terjadi penurunan.
Peningkatan tertinggi berasal dari Singapura dan terendah dari Jepang dengan peningkatan masing-masing 59,18 juta dolar AS dan 4,86 juta dolar AS. Sementara itu, penurunan impor nonmigas tertinggi berasal dari Brazil yang turun 19,43 juta dolar AS, sedangkan terendah terjadi pada Rusia yang mengalami penurunan 1,20 juta dolar AS.
Kecuali Guatemala, sepuluh negara pemasok barang impor pada Februari merupakan negara-negara pemasok barang impor utama yang sama dengan bulan sebelumnya, kata Soebeno.
Enam negara di antaranya tiga negara dari ASEAN yaitu Thailand, Singapura dan Malaysia ditambah dengan Brazil dan Tiongkok merupakan negara-negara yang selalu dalam duabelas pemasok barang impor utama, dengan pangsa impor gabungan tidak kurang dari 45 persen.
Duabelas negara asal impor itu adalah Singapura dengan nilai impor pada Februari 104,21 juta dolar AS, Thailand (87,66 juta), Malaysia (41,28 juta), Australia (109,48 juta), Rusia (58,05 juta), Amerika Serikat (55,77 juta), Tiongkok (26,30 juta), Jepang (26,28 juta), Guatemala (22,26 juta), Arab Saudi (20,61 juta), Argentina (18,88 juta) dan Brazil sebesar 17,77 juta dolar AS.
Adapun total impor nonmigas bulan Februari 2017 adalah 659,19 juta dolar AS, naik 83,57 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 575,61 juta dolar AS.
Sementara itu data dari kajian ekonomi Bank Indonesia Perwakilan Banten menyebutkan impor luar negeri juga tercatat meningkat di triwulan IV 2016. Membaiknya impor luar negeri merupakan dampak dari menguatnya kembali kinerja industri pengolahan.
Hal ini tercermin dari impor bahan baku yang tumbuh positif 3,07 persen (yoy), dari sebelumnya terkontraksi -1,08 persen (yoy). Impor bahan baku merupakan dominasi impor di Provinsi Banten dimana pangsanya mencapai 72 persen terhadap total impor di Provinsi Banten.
Impor barang konsumsi juga menunjukkan peningkatan di akhir tahun sejalan dengan konsumsi yang masih kuat pada momentum Natal dan Tahun Baru.
Disisi lain, impor barang modal masih mencatatkan kontraksi yang dalam di triwulan IV 2016 yaitu sebesar -22,21 persen (yoy). Kondisi tersebut sejalan dengan investasi non bangunan pada PDRB yang tumbuh terbatas pada triwulan IV 2016.
Meskipun pada triwulan IV 2016 telah menunjukkan perbaikan, namun secara keseluruhan di tahun 2016, kinerja ekspor impor mencatatkan perlambatan. Hal ini merupakan dampak dari lambatnya pemulihan global khususnya pada negara mitra dagang yang kemudian mempengaruhi rendahnya permintaan ekspor di awal tahun.
Secara umum, ekspor di tahun 2016 lebih banyak ditopang oleh ekspor antara daerah di tengah ekspor luar negeri yang sempat mengalami kontraksi. Kondisi tersebut yang kemudian mempengaruhi kinerja industri pengolahan dan pada akhirnya berdampak pada menurunnya impor bahan baku. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: