Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menyatakan fokus mencari solusi pada tiga permasalahan utama yang dihadapi industri minyak dan gas bumi (migas) nasional.
"Setelah menghadiri konvensi Asosiasi Migas Indonesia (IPA) banyak saran dan kritik kepada kami dan disimpulkan ada tiga isu utama yang harus segera kami cari solusinya dalam beberapa waktu ke depan," kata Arcandra dalam acara penutupan IPA di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (19/5/2017).
Ketiga permasalahan tersebut, pertama adalah terkait dukungan politik untuk membuat suasana iklim investasi lebih kondusif, kedua adalah akomodasi fiskal di mana kebijakan tersebut mampu mengarahkan arah perekonomian dari perspektif migas dalam efisiensi pengeluaran dan pendapatan negara. Kemudian ketiga adalah terkait dengan revisi penyelesaian UU migas yang baru masih urung selesai.
"Tujuan dari semua itu adalah untuk mengurangi ketidakpastian investasi bagi investor global," katanya. Kementerian ESDM dalam hal ini berperan untuk memfasilitasi para investor mengembangkan migas nasional dalam mencapai tujuan bersama.
Mantan Menteri ESDM tersebut ingin mengembangkan dan memelihara hubungan timbal balik yang bersifat jangka panjang. Kementerian ESDM berkomitmen untuk membuat iklim investasi lebih atraktif dan lebih berkembang serta menarik bagi investor.
Salah satunya disinggung skema "Gross Split" yang masih hangat diperbincangkan. Ia tetap menegaskan lelang wilayah karya dengan menggunakan skema "Gross Split" "Untuk Blok baru kita tetap pakai gross split yang ditawarkan. Kalau ditanyakan banyak yang mau atau tidak itu adalah investment strategi dari investor. Apakah blok yang ditawarkan menarik atau tidak? menariknya itu dari segi datanya," kata Arcandra.
"Gross Split" merupakan skema bagi hasil yang biaya operasionalnya diserahkan kepada kontraktor kerja sama, tanpa menggunakan APBN layaknya 'cost recovery' yang skema sebelumnya. Terkait dengan lesunya tanggapan dari investor, Arcandra menanggapi jangan melihat dari satu sisi, iklim investasi juga dinilai memang sedang menurun semua di minyak dan gas bumi (migas).
"Kalau sekarang kan lebih terbuka dari hal-hal yang dulu pernah dibuat. Kami buka sekarang, apa saja yang dibutuhkan. Jadi bukan iklim investasinya, ada kombinasi antara investor strategi ke depan akan seperti apa," katanya.
Mantan menteri ESDM tersebut mengatakan masih melihat dulu perkembangan investasi ke depan, tidak ingin berkomentar terkait optimistis atau tidaknya. (ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: