Bank Perkreditan Rakyat (BPR) masih menjadi pilihan di masyarakat meskipun persaingan di industri perbankan semakin ketat, terlihat dari jumlah tabungan yang berhasil dihimpur sampai Februari 2017 mencapai Rp 23,4 triliun atau naik 12,69 persen.
"Sampai saat ini Kinerja Industri BPR masih sangat baik walaupun di tengah persaingan usaha yang semakin ketat serta regulasi yang semakin protektif. Kami mencatat kinerja positif sampai Februari 2017," kata Ketua Umum DPP Perhimpunan BPR Indonesia (Perbarindo), Joko Suyanto saat dihubungi, Minggu.
Hal ini terlihat aset industri BPR pada periode yang sama tumbuh sebesar 10,88 persen dari Rp102 Triliun menjadi Rp113 Triliun. Sedangkan pada sisi Kredit Yang diberikan tumbuh sebesar 9,78 persen, dari Rp75 Triliun menjadi Rp82 Triliun.
Keberhasilan lainnya, deposito tumbuh sebesar 10,79 persen dari Rp46 Triliun menjadi Rp53 Triliun. Jumlah nasabah yang sudah dilayani oleh Industri BPR mencapai 14 juta lebih nasabah yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sedangkan outlet yang dimiliki BPR sebanyak 6.090 unit kantor yang terdiri dari 1.630 Kantor Pusat, 1.607 Kantor Cabang dan 2.853 Kantor Kas, kata Joko pada puncak peringatan hari BPRS Nasional di Yogyakarta pada 21 Mei 2017.
Joko mengatakan, industri BPR hadir dan tumbuh berkembang sebagai respon atas Paket Kebijakan Oktober tahun 1988, Kebijakan tersebut memberikan kejelasan mengenai keberadaan dan kegiatan usaha BPR.
Dengan terbitnya UU No 7 tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan UU No.10 tahun 1998 Tentang Perbankan. BPR memiliki landasan hukum yang jelas sebagai salah satu jenis bank selain Bank Umum.
Keberadaan BPR-BPR Syariah dari dulu hingga hari ini tak bisa dilepaskan dari cerita sukses para pelaku UMKM di Indonesia. Keunggulan komperatif yang dimiliki BPR-BPRS berupa pelayanan yang cepat, mudah, sederhana dan melakukan jemput bola merupakan layanan yang paling diminati oleh para pelaku UMKM dan masyarakat.
Walaupun demikian, tingkat pengenalan masyarakat terhadap BPR - BPRS dirasakan sangat kurang dan terkesan di masyarakat BPR-BPRS hanya untuk meminjam uang. Untuk itu, Perlu adanya sebuah momentum untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap industri BPR-BPRS.
Hari BPR-BPRS Nasional merupakan hasil Rapat Koordinasi Perbarindo, pada tanggal 7 April 2017 di Labuhan Bajo, acara tersebut dihadari oleh Pengurus DPP Perbarindo dan seluruh pengurus DPD Perbarindo, jelas Joko.
Kehadiran BPR-BPRS ditujukan untuk meningkatkan pemahaman (awareness) dan penerimaan masyarakat umum, regulator dan pemerintah terhadap keberadaan BPR -BPRS di seluruh Indonesia. Sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Memperkuat Branding positif BPR -BPRS di mata masyarakat sehingga mendorong minat masyarakat untuk menggunakan jasa dan produk BPR-BPRS. Serta meningkatkan literasi masyarakat terhadap pelayanan jasa keuangan khususnya pelayanan dari industri BPR-BPRS.
Serta untuk mengevaluasi efektifitas program komunikasi pemasaran BPR - BPRS yang sudah dijalankan oleh BPR-BPRS.
Joko mengatakan pada hari BPR-BPRS pihaknya ingin menyampaikan pesan bahwa BPR/BPRS adalah bank, beroperasi di Indonesia, sahabat UMKM, pengenalan produk, menyimpan uang di BPR/ BPRS aman sepertihalnya bank dijamin LPS, serta proses kredit lebih mudah, cepat, dan sederhana.
Joko berharap, hari BPR-BPRS Nasional dapat menjadi momentum bagi pelaku industri BPR-BPRS untuk meningkatkan keberadaan, kiprah, peran dan manfaat Industri BPR-BPRS dalam mendorong tumbuh dan berkembangnya pelaku UMKM untuk menuju masyarakat yang sejahtera. ?Hari BPR BPRS Nasional diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia (24 DPD) dengan pusat kegiatan nasional akan dilaksanakan di Kota Yogyakarta. Kegiatan tersebut melibatkan masyarakat, regulator, pemerintah dan stakeholders lainnya. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain jalan sehat yang melibatkan partisipasi masyarakat lebih dari seratus ribu peserta di seluruh Indonesia, edukasi produk serta layanan perbankan dan Bazaar UMKM binaan BPR ?BPRS yang ada di wilayah Yogyakarta. Selain itu, Kegiatan Hari BPR -BPRS Nasional berhasil meraih Rekor MURI untuk kategori edukasi Perbankan oleh Direksi Bank terbanyak, secara serentak di seluruh Indonesia (24 DPD Perbarindo), serta jumlah anggota bank terbanyak dan bank yang kepemilikannya 100% Indonesia.
Perbarindo telah berperan aktif dalam menunjang pertumbuhan industri BPR-BPRS, yang memiliki 24 Dewan Pengurus Daerah (DPD) ditingkat Provinsi dan 48 Dewan Pengurus Komisariat (DPK) ditingkat Kabupaten dan Kota, dengan jumlah anggota sebanyak 1.634 BPR-BPRS yang kepemilikannya 100 persen Indonesia. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: