Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Akuisisi 7-Eleven, CPIN Yakin Pendapatan Tumbuh 25%

        Akuisisi 7-Eleven, CPIN Yakin Pendapatan Tumbuh 25% Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Charoen Pokhpand Tbk (CPIN) menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 25 persen dibandingkan tahun lalu. Artinya, pendapatan perseroan akan mencapai sebesar Rp47,81 triliun di tahun ini dari Rp38,26 di tahun 2016.

        Presiden Direktur Charoen Pokphand, Tjiu Thomas Effendy mengatakan, hingga kuarta I 2017, Charoen Pokphand mencatat penjualan Rp12,01 triliun atau naik 29,96 persen dari Rp9,24 triliun pada periode sama tahun lalu. Meski penjualan naik, laba perseroan turun 18,3 persen dari Rp765 miliar menjadi Rp625 miliar.

        ?Ini target tinggi. Karena pada 2016, kami melakukan akuisisi perusahaan kemitraan juga,? kata Tjiu, di Jakarta, Selasa (23/5/2017).

        Dalam kurun waktu dua tahun belakangan, perseroan melakukan akuisisi kemitraan untuk mendorong kinerjanya. Misalnya pada 2015. Saat itu, perseroan mengakuisisi PT Prospek Karyatama dan entitas anaknya.

        Keberadaan Prospek Karyatama ini pun mendorong penjualan bersih ayam pedaging perseroan naik 16.907 persen dari Rp35,5 miliar pada 2015 menjadi Rp6 triliun pada 2016. Pada tahun lalu, pendapatan perseroan pun naik 27,86 persen menjadi Rp38,26 triliun dari Rp29,92 triliun.

        Pada tahun ini pun perseroan melakukan akuisisi atas PT Modern Sevel Indonesia (MSI) yang merupakan pemegang merek dengan gerai 7-Eleven. Dalam aksi yang menghabiskan dana mencapai Rp1 triliun ini, perseroan masih harus menunggu terpenuhinya beberapa persyaratan.

        ?Jadi, selama syarat belum terpenuhi, maka transaksi belum efektif,? terang Tjiu.

        Kemudian Tjiu menerangkan, jika PT Modern Internasional Tbk (MDRN) sebagai induk MSI untuk menyelesaikan transaksi harus mendapatkan beberapa syarat seperti persetujuan pemegang saham, persetujuan dari instansi pemerintah, persetujuan kreditur, dan persetujuan dari 7-Eleven Inc selaku pemberi waralaba.

        Salah satu syarat yang harus dipenuhi ialah penandatanganan master franchise agreement dengan pemilik waralaba 7 Eleven yakni 7 Eleven Inc. Syarat itu pun akan lengkap, jika MSI melakukan pemutusan hak waralaba 7 Eleven.

        ?Conditional Sales and Purchase Agreement (CSPA) akan berakhir pada 30 Juni 2017. Masih ada waktu. Tapi semua bisa terjadi,? ucap Tjiu.

        Tjiu?pun enggan untuk mengungkapkan apa saja strategi perseroan jika telah menguasai gerai 7-Eleven. Perlu diketahui, perseroan saat ini telah memiliki gerai Prima Freshmart yang telah memiliki 200 gerai di wilayah Jabodetabek.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

        Bagikan Artikel: