Bank Indonesia (BI) memperkirakan pemulihan perekonomian Indonesia akan berlangsung pada semester II-2017 yang diperlihatkan laju pertumbuhan ekonomi yang berada di kisaran 5,24%. Angka itu meningkat dari pencapaian pertumbuhan ekonomi kuatal I-2017 yang sebesar 5,01%.
"Kita berharap pemulihan perekonomian nasional akan berlangsung saat memasuki semester II-2017 yang terimbas pemulihan ekonomi global," papar Gubernur BI Agus DW Martowardojo saat berbuka puasa dengan Forum Pemimpin Redaksi Media Massa Nasional di Jakarta, Rabu (7/6/2017).
Menurut Gubernur BI, perbaikan?proyeksi perekonomian Indonesia memang tidaklah lepas dari perbaikan perekonomian dunia yang pada kuartal pertama mencatat pertumbuhan 3,5%. Sedangkan angka consensus forecast mematok di level yang lebih tinggi yakni 3,6%. Angka itu mengoreksi perkiraan sebelumnya yang dipatok di level 3,4%.
Perbaikan perekonomian global ini ditandai dengan pemulihan ekonomi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang. Perekonomian AS menunjukan pemulihan dengan laju pertumbuhan ekonomi 2,0% per April 2017 atau melonjak 17,7% dari angka realisasi pada 2016 sebesar 1,7%.
Sementara, negara-negara di kawasan Uni Eropa memperlihatkan laju pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil di level 1,7% per April 2017 dan realisasi 2016 angka yang sama 1,7%. Sedangkan, Jepang yang memperlihatkan indikasi perbaikan ekonominya dengan capaian tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 1,2% per April 2017 atau mengalami perbaikan dari realisasi 2016 yang hanya 1,0%.
Imbas dari perbaikan perekonomian global inilah yang membuat wajah perekonomian nasional ikut pula berbinar. Sumber penyumbang pertumbuhan perekonomian Indonesia masih dipasok oleh konsumsi, investasi pemerintah, dan ekspor. Hanya sayangnya investasi swasta masih belum membaik sepenuhnya," ujar Agus Martowardjo.
Menurut Gubernur BI, meski sektor konsumsi menjadi sumber pendorong pertumbuhan ekonomi nasional saat ini, namun hal itu belumlah bergerak sepenuhnya. Begitu pula ekspor nasional yang bertumpu pada komoditas primer meski memperlihatkan pemulihan pada kurtal pertama 2017, namun belumlah sepenuhnya membawa dampak yang besar terhadap perekonomian nasional.
Meski BI memperkirakan pemulihan perekonomian nasional bakal berlangsung pada semester II-2017, namun begitu bank sentral mewanti-wanti masih adanya potensi risiko gejolak global yang bisa mengganggu pemulihan perekonomian nasional. Sedangkan, kalau dilihat dari sisi demografi, Jawa dan Sumatera masih menjadi dua region dengan pertumbuhan ekonomi tinggi di dalam negeri.
Penulis: Heri Lingga
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: